tag:blogger.com,1999:blog-91115957863753264122024-03-13T21:44:35.458+07:00Wirausaha Keluargamedia informasi dunia usaha & kehidupan keluargaKeluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.comBlogger94125tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-16179488794933442052012-09-03T17:52:00.001+07:002012-09-07T12:25:42.280+07:00Membangun Loyalitas Karyawan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-IV-xRfDQucw/UEiARsqjk2I/AAAAAAAAAdw/OYOyvci4HA4/s1600/doctor.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="200" width="200" src="http://4.bp.blogspot.com/-IV-xRfDQucw/UEiARsqjk2I/AAAAAAAAAdw/OYOyvci4HA4/s200/doctor.jpeg" /></a></div><br />Siang itu saya berkesempatan bertemu dengan seorang owner dari sebuah Rumah Sakit di daerah Cikarang, Kabupaten Bekasi. Ternyata bapak pengusaha ini tak hanya memiliki sebuah Rumah Sakit, namun ada tiga Rumah Sakit (RS) dan empat buah klinik yang ia miliki. Dan ternyata, sayapun dapat info dari seorang teman yang mengelola sebuah kantin di perkantoran di Cikarang, bahwa bapak pemilik Rumah Sakit tersebut dulunya ia adalah seorang sales obat. Dimulai perkenalan dengan seorang pemilik apotik yang saat ini menjadi istrinya, pasangan suami-istri itu telah membangun jaringan Rumah Sakit & Klinik kurang dari 20 tahun.<br /><br />Masih dari penuturan temanku tadi, ternyata bapak pengusaha itu emang sejak mudanya terkenal ulet dan pekerja keras. Maka tak heran mulai dari sebuah apotek, berkembang menjadi sebuah klinik, lalu menjadi Rumah Sakit hingga kini memiliki tiga Rumah Sakit dan empat Klinik.<br /><br />Ada satu hal yang saya tangkap dari pembicaraan santai siang itu dengan beliau. Ia benar-benar mememperhatikan fasilitas tuk karyawannya. Khususnya tuk team dokter yang bergabung di jaringan Rumah Sakit & Klinik miliknya. Ia mengatakan, dokter-dokter yang ada harus diperhatikan kesejahteraannya. Ya, agar dokter-dokter tersebut dapat bekerja melayani dan mengobati pasien dengan maksimal.<br /><br />Memperhatikan kesejahteraan dokter yang ada juga merupakan tehnik membangun loyalitas dokter terhadap perusahaan miliknya. Salah satunya, ia bercerita bahwa dokter-dokter baru yang bergabung di perusahaannya diberi bantuan uang muka tuk membeli (kredit) mobil. Bagi dokter yang rumah tinggalnya jauh dari tempat tugasnya, ia memberi fasilitas tempat tinggal (mess / rumah sewa) yang dekat.<br /><br />"Itu khususnya tuk para dokter baru, maklum kalo dokter baru kan penghasilan (gaji)nya masih kecil, jadi harus kita suport", kata bapak pengusaha itu. Dengan begitu, ia berharap para dokter yang ada akan loyal kepada perusahaan.<br /><br />Wowww, salut dengan konsep pengusaha yang satu ini dalam membangun loyalitas karyawan. Beri suport sejak awal karyawan bergabung. Justru karyawan-karyawan yang baru bergabunglah yang perlu disuport. Gak hanya sekedar gaji, fasilitas kesejahteraan penunjang perlu diperhatikan sejak dini.<br /><br />*Yusuf Erlangga<br />Keluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-17078960873828658162012-08-16T04:22:00.001+07:002012-09-07T12:04:20.494+07:00Pelajaran Dari Peminjam Sandal di Masjid<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-JP3qRO_Lg4A/UC1lMMIqFSI/AAAAAAAAAaw/dFx72DW-X-E/s1600/sandal.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="150" width="200" src="http://2.bp.blogspot.com/-JP3qRO_Lg4A/UC1lMMIqFSI/AAAAAAAAAaw/dFx72DW-X-E/s200/sandal.jpeg" /></a></div><br />Setelah makan sahur di halaman masjid, aku bergegas tuk segera masuk kembali ke dalam masjid. Dari kejauhan aku melihat seorang bapak yang melihat kearahku. Sesaat aku melepas sandal tuk masuk ke dalam masjid, bapak tadi menghampiriku. "Mas, mumpung saya tau yang punyanya... Saya pinjam sandalnya yahhh. Pinjam sebentar tuk kedepan situ" kata bapak tadi sambil menunjuk kearah depan halaman masjid.<br /><br />Dengan sigapnya akupun berkata, "ya boleh, silahkan pak...". Ehmm, sesaat setelah itu aku langsung kepikiran dengan prilaku bapak tadi yang tidak kukenal itu. Ya, kepikiran bukan karena takut sandalnya hilang. Namun kepikiran dengan sikap bapak tadi yang bela-belain menunggu orang yang datang agar bisa minta izin tuk meminjam sandal. Padahal, jikapun ia memakai sandal yang berjejer dihalaman masjid tadipun bisa ia lakukan. Wowww, salut...<br /><br />Hikk hiksss, jadi terharu, malu, dan merasa bersalah nihh diriku :( . Sebagian besar orang termasuk diriku pasti sering memakai sandal sesama jama'ah masjid tanpa izin. Ya, tanpa izin dengan alasan pakainya khan cuma sebentar. Ntar juga dibalikin lagi. Pas dipakai, pemiliknyapun paling-paling masih didalam masjid. Jadi ia gak akan tau, dan ia juga akan dirugikan koq kalo sandalnya dipakai dulu sebentar dengan alasan mau keluar sebentar atau mau nyebrang ke tempat wudhu di pojokan. Heheee, rekan-rekan pembaca pernah gitu juga gak? heheee ;)<br /><br />Melihat prilaku itu aku jadi teringat kisah pemuda pada zaman dahulu kala. Yaitu kisah seorang pemuda yang makan buah delima yang ia temukan di sungai. Setelah ia makan, baru ia sadar bahwa buah itu bukan miliknya sehingga ia mencari pemilik buah tersebut agar mendapat kehalalan buah yang ia makan. Wowww, padahal itu kan buah yang ia temukan hanyut di sungai lhoo.<br /><br />Singkat cerita, pemuda tersebut menemukan pemiliknya dan memintan izin atau keridhoaan atas buah yang sudah ia makan. Ternyata si pemilik buah tadi bersedia menghalalkan buah tadi dengan syarat. Pemuda tadi harus menggarap ladang miliknya, karena ia kagum dengan prilaku pemuda tadi akhirnya ditambahkan syarat untuk menikahi anak gadisnya. Akhirnya ia menikah dan selanjutnya memiliki anak keturunan dari pernikahan itu.<br /><br />Dan ternyata pemuda yang dimaksud tadi adalah ayah dari imam Syafi'i. Tau imam Syafi'i khan? Ya, beliau adalah ulama besar yang bernama lengkap Muhammad bin Idris asy-Syafi`i yang merupakan pendiri mazhab syafi'i. Ternyata imam Syafi'i lahir dari seorang ayah yang sangat dekat dengan Allah. Sangat hati-hati dengan apa yang ia lakukan, yang ia pakai, samapi yang ia makan.<br /><br />Sudahkan kita seperti ayahnya imam Syafi'i? Atau setidaknya sudahkah kita seperti bapak yang izin meminjam sandal di masjid tadi? Ehmmm, terima kasih atas inspirasinya ya bapak peminjam sandal... ^-^<br /><br />*Yusuf ErlanggaKeluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-70780888603839973592012-08-13T10:08:00.001+07:002012-09-07T12:01:29.318+07:00Bulan Ramadhan, Saatnya Peak Season<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-Bq96M5kLUoQ/UCR76vLaFiI/AAAAAAAAAac/wc3T4u1Cs_4/s1600/omset.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="150" width="200" src="http://3.bp.blogspot.com/-Bq96M5kLUoQ/UCR76vLaFiI/AAAAAAAAAac/wc3T4u1Cs_4/s200/omset.jpeg" /></a></div><br />Bulan Ramadhan, saatnya peak season bagi sebagian usaha. Atau kalopun bukan puncaknya, tapi selama Ramadhan sebagian besar bisnis mengalami peningkatan omset. Kenapa? Ya betul, karena dibulan ini sebagian besar masyarakat memiliki gaji + THR sehingga anggaran tuk belanja menjadi meningkat.<br /><br />Eitss, ternyata sebulan Ramadhan yang kurang lebih ada 30 hari itu juga ada peak season-nya lhoo. Omset* juga bisa semakin meningkat disaat itu. (*omset pahala)<br /><br />*Kapankah itu?<br />Ya betul, saat 10 hari terakhir Ramadhan.<br />*Ada apa dgn 10 hari terakhir Ramadhan?<br />InsyaAllah udah pada tau khann. Itu tuhh, ada malam lailatul qadar yang semua amalan dapat bernilai berlipat-lipat. Kalo blom tau, silahkan lansung tanya ke Ustad terdekat yahh... ;). <br />*So, jadi gimana dong?<br />Ya, mari kita ikutan i'tikaf di masjid yukksss...<br /><br />Ayo-ayo kita kejar omset pahala di peak season 10 hari terakhir ini dengan i'tikaf.<br />Caranya gimana?<br />Ehmm, kalo blom ngerti juga detailnya lsg tanya ke pak Ustad atau bu Ustadzah lagi yahh... ;)<br /><br />Masak cuma ngejar omset bisnis or jualan kita doang sihh. Omset pahala saat "peak season" ini juga dikejar dong...<br />Selamat mengejar "omset" ya rekan-rekan!!!! Hehee ^_^<br /><br />Nb. Tulisan ini terinspirasi dari teman di komunitas TDA JakBar yang tak hanya di 10 hari terakhir, tapi semenjak awal puasa meliburkan bisnis kue-nya demi konsentrasi ngejar omset pahala di bulan Ramadhan.<br /><br />*Yusuf Erlangga<br />Keluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-44667815546172804072012-08-09T12:42:00.002+07:002012-09-07T11:59:49.981+07:00Memulai Bisnis, Cari Tempat Dulu Aghh<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-gSfSDVzZYqo/UCQBWqdLhBI/AAAAAAAAAaI/o_LmpJ70Ij4/s1600/hp.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="126" width="200" src="http://4.bp.blogspot.com/-gSfSDVzZYqo/UCQBWqdLhBI/AAAAAAAAAaI/o_LmpJ70Ij4/s200/hp.jpeg" /></a></div><br />Secara tidak sengaja, pagi itu saya berdiskusi dengan seorang rekan tentang wirausaha. Ya, membicarakan tentang dunia bisnis dengan rekan yang seorang karyawan. Singkat cerita, rekanku yang berasal dari Sumatra Barat itu ingin sekali berbisnis. Sebut saja namanya Buyung (nama samaran), si Buyung ini sudah sangat ingin sekali untuk berbisnis. Wowww, luar biasa sekali semangat si buyung itu.<br /><br />Singkat cerita, ternyata si buyung itu sudah memiliki pilihan mau berbisnis apa dia kelak. Ya, ia sangat ingin sekali tuk memulai bisnis penjualan pulsa, HP, serta aksesorisnya. Wowww, entah berapa lama ia sudah memiliki keinginan tuk berbisnis itu. Padahal, kebanyakan orang yang saya temui dan ingin mulai berbisnis pasti selalu bingung ketika ditanya mau berbisnis apa. Pokoknya mau bisnisnya sukses, tapi bingung mau bisnis apa. Brarti si Buyung tadi itu hebat dong, ya ia sudah punya pilihan jenis bisnis yang akan digelutinya kelak.<br /><br />Percakapan berikutnya adalah, aku tanya kapan si bunyung mau mulai usaha? Nahhh, mulai bingung deghh jawabnya. Ia masih bingung, karena ia harus memilih tempat yang strategis dulu tuk bisnisnya itu. Ia ingin berbisnis di pasar, ya layaknya tempatnya orang bertemu tuk transaksi jual-beli. Selanjutnya akupun bertanya, emang berbisnis harus punya tempat yang strategis ya? Harus dipasar? Harus di ruko/kios? Haruskah strategis? Dengan sigap si buyung-pun menjawab IYA. Ya, kalo mau bisnisnya sukses brarti tempatnya juga harus strategis.<br /><br />Heheee, gak salah juga sihh kataku. Tapi gak semua bisnis harus dimulai di tempat yang layak (seperti toko/kios/pasar/mall/dll) lhoo... Dari rumah juga bisa memulai bisnis lhoo. Bahkan ada beberapa bisnis yang saat dimulainya hanya dari rumah, hingga sukses dengan omset puluhan hingga ratusan juta rupiahpun tetap bisnisnya dilakukan dirumah. Aghh, pasti rumahnya terletak di jalan utama tuhhh. Ya, setidaknya di jalan raya komplek tuhhh. Heheheee, lagi-lagi si Buyung ini meyakinkan kalo mau sukses lokasi kudu strategis.<br /><br />Akhirnya kuberi contoh sukses temanku yang berjualan baju muslim anak yang "toko"nya ada dirumah, tapi omsetnya puluhan juta bahkan di musim lebaran bisa sampai ratusan juta omsetnya. Letak rumahnya strategis? Aghh, enggak juga tuhh. Dan akhirnya aku ceritakan usaha kami yang hanya mengandalkan sebuah rumah petakan tuk tempat jahit dan sebuah rumah di komplek kecil sebagai showroom/gudang-nya bisa memasarkan produk kami hingga seluruh Indonesia. Ya, dengan kekuatan dunia maya, produk kami <a href="http://www.ecokiddy.com">ecokiddy</a> bisa menyebar ke berbagai kota di Indonesia. Bahkan produk-produk kamipun sudah masuk ke Negeri tetangga seperti Malaysia. Apakah tempat kami strategis? Heheheee, gak juga tuhhh. <br /><br />Ehmmm, akhirnya pembicaraan saya dengan si Buyung tadi harus terputus karena ada sesuatu yang harus dikerjakan lagi. Ehmmm, semoga rekanku si Buyung itu tadi bisa mendapat inspirasi deghh. Ternyata, berbisnis itu emang perlu tempat. Tempat strategis sangat dibutuhkan tuk menentukan suksesnya bisnis kita. Namun.... gak selamanya tempat menjadi hal yang utama yahhh. Asalkan kita tau apa "kelebihan" bisnis kita, InsyaAllah ada banyak cara tuk sukses koq...<br /><br />Selamat berjuang ya Buyung saudaraku!!! ^_^<br /><br />*Yusuf ErlanggaKeluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-78791783324290730972012-08-06T17:29:00.004+07:002012-09-07T11:57:03.595+07:00Silaturahim Bareng Rekan SMPSore itu, saya dan istri serta dua anakku berangkat ke rumah Anisya. Ya, sore itu kami mengagendakan tuk hadir dalam acara buka puasa bersama rekan-rekan alumni kelas 3-2 SMPN 115 Jakarta tahun 1994-1997. Buka puasa bersama yang sekaligus temu kangen serta arisan kali ini masing-masing membawa makanan tuk hidangan bersama tak terkecuali tuan rumah.<br /><br />Tercatat ada 11 member yang hadir pada acara hari itu. Yaitu saya plus istri & 2 anak, Anisya & anaknya sebagai tuan rumah, Dimas, Henny, Enti plus suami & 1 anak, Ajie & Dewi, Agus, Arief plus istri & 2 anak, Wawang plus istri & 1 anak, serta Susan plus calon suaminya. Tercatat banyak hidangan yang tersaji, yaitu es buah, teh manis hangat, serabi, martabak manis, martabak telor, pastel, nasi, ayam bakar, sate bandeng, mie goreng, cap-cay, buah anggur & salak, serta tak lupa sop tomyam buatan istriku. hehee, narsis :p<br /><br />Kurang lebih 15 tahun yang lalu kami berpisah selepas lulus SMP, pertemuan kali ini bagiku terasa cukup menyenangkan. Ya, karena pertemuan kali ini relatif cukup banyak yang hadir di acara keluarga alumni ini khususnya pada 3 tahun belakangan ini. Walau waktunya mepet, setidaknya banyak manfaat yang saya dapat dipertemuan itu.<br /><br />Walau mepet, kami masih bisa menyempatkan tuk Shalat Maghrib & Isya berjama'ah. Setelah Isya kami berkumpul melingkar. Giliran aku yang mengajak semua teman-teman tuk sedikit bermain. Siapa yang hafal semua nama lengkap teman-teman yang hadir. Ya, nama lengkap yahh. Bukan sekedar nama panggilan. Sebagian besar sihh pada hafal, walau ada beberapa yang agak bingung bin ragu dengan beberapa nama lengkap temannya.<br /><br />Setelah nama lengkap sudah terjawab semua, lalu giliran kami masing-masing memperkenalkan diri ulang. Di moment inilah kami jadi tau ohhh ternyata si dia tinggal disitu tohh sekarang. Owhh ternyata ia itu kerja disana tohhh. Owhh ternyata bisnis itu milik dia tohhh. Dan disini pulalah kami jadi tau proses Ajie & Dewi yang sama-sama alumni teman sekelas di SMP dulu bisa menjadi pasangan suami-istri. heheee, emang gimana sihh ceritanya? :))<br /><br />Ehmmm, jam sudah menunjukan pukul 20:00. Karena anak-anak ikut hadir dan sebagian teman anaknya ditinggal dirumah, maka acara kita sepakati ditutup saja. Makanan yang berlimpah sudah siap dibungkus oleh team ibu-ibu. Dan kami akhiri pertemuan malam itu dengan berfoto-bersama.<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-d44PbYFlLTc/UB-bxHPo_BI/AAAAAAAAAZ0/m5nQL9BpJF4/s1600/Bukber%2BSmabels.%2B2012...%2BSekalian%2Barisan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="150" width="200" src="http://2.bp.blogspot.com/-d44PbYFlLTc/UB-bxHPo_BI/AAAAAAAAAZ0/m5nQL9BpJF4/s200/Bukber%2BSmabels.%2B2012...%2BSekalian%2Barisan.jpg" /></a></div>Ehmm, fotonya keren juga yahh. Berkat inisiatif tuan rumah yang menyarankan tuk menggunakan dresscode Putih-Jeans, maka fotonya terlihat kompak khann. Semoga pertemuan kali itu penuh keberkahan. Dan semoga pertemuan berikutnya bisa dihadiri lebih banyak lagi rekan-rekan yang lain. Aamiin...<br /><br />*Yusuf Erlangga<br /><br /><br />Keluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-17066247853963177232012-08-01T17:17:00.001+07:002012-09-07T11:51:26.685+07:00Ceria Bersama Adik-Adik Yatim & Dhuafa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-KAbVsNb2JtI/UBukw9nbYhI/AAAAAAAAAZg/aWBU_3UOjzY/s1600/mc11.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="133" width="200" src="http://4.bp.blogspot.com/-KAbVsNb2JtI/UBukw9nbYhI/AAAAAAAAAZg/aWBU_3UOjzY/s200/mc11.jpg" /></a></div><br /><br />"Siapa yang tau apa itu TDA?", tanya kakak MC kepada para audience.<br />Hampir semua menjawab "Tangan Di Atas" dengan serentak. Ya, itulah jawaban adik-adik para peserta "Ceria Besama Anak-Anak Yatim & Dhuafa" yang diselenggarakan oleh komunitas TDA Bekasi hari Sabtu lalu (28/07/2012). Mereka menjawab serentak karena emang hal itu terpampang dengan jelas di Backdrop yang berada dipanggung.<br /><br />Giliran ditanya, "siapa yang tau TDA itu komunitas apa?"<br />Ehmm, mulai degh mereka bingung. Ada yang bilang komunitas yang gemar berbagi, komunitas sedekah, dan ada juga yang bilang komunitas bersama menebar rahmat (ini adalah tagline TDA yang juga ada di backdrop tadi, hehee). Ternyata hampir semua anak-anak saat itu gak tau lhoo. Saat kak Enjang dalam sambutan sebagai ketua panitia menjelaskan bahwa ini adalah komunitas "pengusaha", baru deghh mereka tau. Mereka sempet bingung juga sihh, apa hubungannya pengusaha dengan Tangan Di Atas yahhh? Hehee :))<br /><br />Selain baru tau apa itu TDA, kira-kira apa aja yahh tanggapan adik-adik tersebut terhadap acara hari itu?<br />Sebagai catatan pengurus TDA, diakhir acara saya yang bertindak sebagai panitia sie acara sekaligus sebagai MC-nya menyebar kuesioner yang berkaitan dengan acara tersebut. Ingat, harus tercatat & terukur... ;)<br /><br />Dari 16 kategori penilaian dengan point nilai TIDAK BAIK (TB), KURANG BAIK (KB), CUKUP BAIK (CB), BAIK (B), SANGAT BAIK (SB), dan SANGAT BAIK SEKALI (SBS), dongeng dari kak Awam menurut anak-anak tersebut adalah kategori (moment) yang nilainya paling tinggi. Yaitu 60% mengatakan Sangat Baik Sekali (SBS) dan 40% mengatakan Sangat Baik (SB).<br /><br />Berikut ini adalah rekap hasil kuesioner yang diisi oleh beberapa peserta. Walau hanya "sample", kuesioner ini disebar ke tiap-tiap kontingen/yayasan yatim-dhuafa yang hadir.<br /><br />*1. Penyambutan panitia (regristasi awal) » TB-0, KB-0, CB-0, B-5, SB-4, SBS-1.<br />*2. Nonton film » TB-0, KB-0, CB-2, B-6, SB-0, SBS-1.<br />*3. Jenis permainan (games) » TB-0, KB-0, CB-1, B-3, SB-5, SBS-1.<br />*4. Hadiah games (doorprize) » TB-0, KB-1, CB-2, B-3, SB-4, SBS-0.<br />*5. Fasilitas ruangan acara » TB-0, KB-0, CB-5, B-2, SB-2, SBS-1.<br />*6. Fasilitas tempat shalat » TB-0, KB-1, CB-2, B-4, SB-1, SBS-2.<br />*7. Alokasi waktu shalat Ashar » TB-0, KB-1, CB-2, B-4, SB-2, SBS-1.<br />*8. Alokasi waktu shalat Maghrib » TB-0, KB-0, CB-3, B-4, SB-2, SBS-1.<br />*9. Hiburan nasyid dari Adz-Dzikru (SMKN 1 Bekasi) » TB-0, KB-1, CB-2, B-2, SB-4, SBS-1.<br />*10. Hiburan sulap dari kak Rozi » TB-0, KB-0, CB-3, B-1, SB-5, SBS-1.<br />*11. Sharing bisnis dari pengusaha TDA » TB-0, KB-0, CB-2, B-5, SB-2, SBS-1.<br />*12. Dongeng dari kak Awam » TB-0, KB-0, CB-0, B-0, SB-4, SBS-6.<br />*13. Sajian makanan & minuman pembuka puasa » TB-0, KB-0, CB-2, B-3, SB-3, SBS-2.<br />*14. Sajian makan malam » TB-0, KB-0, CB-0, B-6, SB-2, SBS-2.<br />*15. Sajian paket bingkisan (santunan) » TB-0, KB-0, CB-0, B-5, SB-3, SBS-2.<br />*16. Teknis pemberian paket bingkisan » TB-0, KB-0, CB-0, B-4, SB-2, SBS-4.<br /><br />Setelah direkap, ternyata baru ngehh ada beberapa kategori penilaian yang berhubungan dengan acara yang terlewat. Diantaranya: teknis distribusi konsumsi dari panitia ke seluruh peserta, hiburan musik religi dari mikdat (binaan kampung dongeng), MC dari kak dhewsi & kak yuserla ;), dan kategori lain-lainnya.<br /><br />Semoga point-point kuesioner tersebut bisa menjadi catatan bagi pengurus TDA Bekasi, khususnya tuk penyelenggaraan pada tahun-tahun berikutnya.<br />Tidak menutup kemungkinan, hal itu bisa juga sebagai catatan bagi rekan-rekan lainnya.<br /><br />Nb. Selain "tercatat & terukur" versi kuesioner, jangan lupa disimak yang "tercatat" versi fotonya yahh. Langsung aja disimak foto-foto hasil karya kak Azis Faozar di link ini » http://www.facebook.com/media/set/?set=a.3396129345378.2129327.1334047268&type=1&l=1eb629fdfc<br /><br />Terimakasih para donatur yang telah menyisihkan dana & rezekinya.<br />Terimakasih para relawan (rekan2 TDA) yang telah menyisihkan waktu & tenaganya khususnya di hari-H kegiatan.<br />Semoga berkah tuk semua... Aamiin...<br /><br />*Yusuf ErlanggaKeluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-72737677574272350012012-07-25T16:44:00.001+07:002012-09-07T11:15:57.353+07:00Pengusaha dan Asyiknya THR<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-XdRZiFavDec/UBudf4JAg8I/AAAAAAAAAZM/yjLqG28gjyk/s1600/thr.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="150" width="200" src="http://1.bp.blogspot.com/-XdRZiFavDec/UBudf4JAg8I/AAAAAAAAAZM/yjLqG28gjyk/s200/thr.jpeg" /></a></div><br /><br />Asyikkkk, Alhamdulillah bisa berkesempatan mengeluarkan THR!!!<br /><br />Hari gini gak ngeluarin THR (tunjangan hari raya) tuk karyawan? Heheee, apa kata dunia... ^_^<br /><br />Dapet THR dr perusahaan merupakan salah satu moment yang menyenangkan saat kita jadi "karyawan". Masa' seneng pas dapat THR doang sihhhh. Ngasih THR juga menyenangkan lhoo. Ayo-ayo makanya jadi pengusaha dong. Ayo-ayo makanya beri kesempatan or ajak orang lain tuk bekerja di usaha kita dong.<br /><br />Aghh..., ternyata repot jadi pengusaha. Kudu ngasih THR ke karyawan toohh. Tetep jadi karyawan aja aghh. ;)<br />Aghh..., ternyata berbisnis kalo punya karyawan repot. Perlu menganggarkan THR tohh. Berbisnis sendiri aja aghh. ;)<br /><br />Hehee, ayo-ayo jadi pengusaha & ajak orang tuk bekerja tuk usaha kita... Lalu rasakan deghh nikmatnya memberi THR. Nikmatnya berusaha keras agar THR tetep bisa dianggarkan & tepat pada waktunya.<br /><br />Selamat ber-THR ya kawan-kawan... ^_^<br /><br />Nb-1. THR berdasar Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-04/MEN/1994 merupakan hal yang wajib dianggarkan bagi pengusaha setahun sekali. Besarnya minimal satu bulan gaji. Paling telat dibayarkan tujuh hari sebelum hari raya.<br /><br />Nb-2. Tulisan ini terinspirasi dari iklan "Rumah Yatim" yang saya baca di koran Republika hari ini(03/08/2012). » "THR bisa jadi penolong Anda!"<br /><br /><br />*Yusuf Erlangga<br />Keluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-65123354475838947922012-07-10T19:00:00.001+07:002012-09-07T11:37:00.644+07:00Sehat Ceria bersama TDA Bekasi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-7YsPeu7r208/T_wY-_HctaI/AAAAAAAAAY8/GDa_5bp6Yoc/s1600/tda8.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="88" width="200" src="http://2.bp.blogspot.com/-7YsPeu7r208/T_wY-_HctaI/AAAAAAAAAY8/GDa_5bp6Yoc/s200/tda8.jpg" /></a></div><br /><br />Ahad 8 Juli 2012, sekitar 35 keluarga berkumpul di pendopo Walikota Bekasi. Ya, mereka berkumpul pagi itu dalam rangka mengikuti acara jalan sehat "Bisnis Jalan, Pengusaha Jalan-Jalan". Acara yg dimotori oleh komunitas TDA Bekasi ini ternyata tak hanya dihadiri oleh membernya saja, namun juga dihadiri oleh beberapa member Bloger Bekasi (BeBlog) dan anak-anak sekolah (SMK). Tak tanggung-tanggung, ketua BeBlog kebagian tugas sebagai eMCe acara, dan aku bangga bisa menjadi eMCe pendampingnya.<br /><br />Sekitar 90 peserta yang hadir berkumpul melingkar tuk pemanasan. Tak hanya orang dewasa saja yang serius ikut pemanasan, tapi anak-anakpun ikutan juga. Ya, karena acara hari itu bukan hanya diperuntukan tuk membernya saja, namun pasangan (istri/suami) serta anak-anak diikut sertakan. Acara yang diselenggarakan dari member untuk member ini diharapkan dapat mengeratkan tali silaturahim antar member. Tak ada yang merasa senior, semua sama berbaur. Bang Aji yang merupakan salah satu member baru di TDA Bekasi-pun tak segan-segan saat aku "tembak" tuk memimpin senam saat itu. <br /><br />Jalan sehat melintasai jalan Ahmad Yani kota Bekasi dijalani oleh semua peserta. Rombongan membawa spanduk, yang berisi tentang kalimat-kalimat yang bertemakan tentang kewirausahaan. Tak ayal, warga di jalur Car Free Day itu ikut senyam-senyum saat membaca kata-kata pada spanduk yang dibawa rombongan ini. Diantaranya...<br />"Gelar Sarjana Penting, Gelar DAGANGAN Jauh Lebih Penting"<br />"Dagang Mulia, Hidup Taqwa, Muda Kaya, Tua Bahagia, Mati Masuk SURGA"<br />"Hari Boleh Libur, Semangat Jangan Kendur, Agar Usaha Terukur, Rajin-Rajin BERSYUKUR".<br /><br />Setelah melewati perjalanan sekitar 2,5 km, rombonganpun tiba kembali di Pendopo. Disini seluruh peserta istirahat sambil menyantap sarapan yang sudah disediakan panitia. Sambil sarapan, pak Eko SHP sebagai eMCe memeriahkan suasana dengan mulai membagikan beberapa hadiah/doorprize. Tercatat ada 23 hadiah yang disiapkan baik tuk orang tua, maupun para anak-anak yang hadir.<br /><br />Acara dilanjutkan oleh sambutan pak Barra sebagai Ketua TDA Bekasi. Disini pak Barra mengajak seluruh member tuk tak segan-segan aktif dalam kegiatan TDA. Karena TDA itu hadir dari member tuk member. Walau merasa member baru, gak usah sungkan tuk ikut aktif dalam kepanitiaan acara. Ya, karena ini bagian dari regenerasi.<br /><br />Pak Badroni Yuzirman sebagai founder komunitas TDA ikut hadir di acara itu. Beliau bercerita awal mulanya berdiri TDA pada 2006 lalu. Saat itu, dihadirkan pula pak Hantiar sebagai salah satu saksi hidup saat itu. Ya, beliau merupakan salah satu member TDA yang berkesempatan mendapat sewa tempat gratis di Mangga Dua tuk berdagang yang diberikan oleh pak Haji Alay (penasehat TDA) saat awal berdirinya TDA 2006 lalu. Banyak kisah lucu & inspiratif dari kisah naik-turunnya usaha pak Roni & pak Hantiar tadi. Hal ini sangat menginspiratif bagi peserta yang hadir, karena sebagian besar peserta yang hadir adalah orang-orang yang baru mendengar kisah itu. Yaitu para member baru TDA, para member BeBlog, serta keluarga (istri/suami) yang turut hadir.<br /><br />Anak-anak yang hadir, turut larut gembira. Ya, karena mereka menanti tuk mendapat hadiah. Pak Eko SHP sempat berbisik padaku, hadiahnya beri saja kepada anak-anak yang mau maju tuk dapat hadiah. Yang berani maju, beri aja hadiahnya. Eng ing engg, wowww ternyata diluar dugaan kita. Semua anak-anak maju kedepan. Alhasil giliran kita yang bingung, anak-anak yang maju ada sekitar 20an, sedangkan hadiahnya hanya ada 10, hehee. Ternyata anak-anak member TDA inisiatifnya tinggi dan berani tampil semua lhoo... Siapa dulu bapak-ibunya... :p<br />Alhamdulillah, kak Beky sebagai pembina TDA Kampus yang jauh-jauh datang dari Depok ke Bekasi dengan sangat terampil mengajak anak-anak bermain & belajar. Sehingga anak-anak pada saat itu gembira dan mendapat ilmu.<br /><br />Setelah hadiah telah dibagiakan semua, para peserta berklumpul bersama tuk foto serta dilanjutkan bersalaman sebelum bubar pulang. Alhamdulillah, sehatnya dapat, ilmunya dapat, silaturahim/networkingnya dapat, anak-anakpun ikut gembira. Sampai jumpa diacara berikutnya... ^-^<br /><br />Nb. foto bersama pak Eko SHP (http://eshape.wordpress.com)<br /><br />*Yusuf Erlangga<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Keluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-29242166214208453482012-06-23T17:58:00.000+07:002012-08-10T09:45:05.768+07:00Jika Meninggal, Akan Dikenang Sebagai Apa ya?<a href="http://3.bp.blogspot.com/-Ez1X_tRjAc4/T-BaytvG9aI/AAAAAAAAAYs/_UVwvLKz9EQ/s1600/teguh.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="134" width="200" src="http://3.bp.blogspot.com/-Ez1X_tRjAc4/T-BaytvG9aI/AAAAAAAAAYs/_UVwvLKz9EQ/s200/teguh.jpg" /></a><br />
<br />
<br />
Poin pertama, dari 5(lima) step to growing business yang diajarkan oleh pak Teguh di workshop "How To Grow Your Business" adalah FONDATION.<br />
<br />
Hal ini cukup mendasar dan terkesan sangat sederhana. Tapi hal ini ternyata pondasi yang cukup penting agar bisnis kita dapat terus GROW. Masih dalam bagian FONDATION, para peserta workshop harus mengisi di workbook masing-masing mengenai apa sajakah yang kita inginkan jika kita meninggal dunia kelak.<br />
<br />
"Start from the end of your life". Ya, maksudnya adalah saat kita meninggal nanti kita ingin dikenal sebagai orang yang seperti apa? Baik secara fisik, keluarga, sosial, karir/bisnis, spiritual, intelektual, dan emosi.<br />
<br />
Saat workshop tersebut diadakan di Bekasi hari Sabtu lalu (16/06/2012), didapat berbagai "keinginan" dari beberapa peserta bila ia meninggal dunia kelak. Diantaranya:<br />
1. Secara Fisik<br />
Ingin dikenang sebagai orang yang sehat & atletis,<br />
2. Secara Keluarga<br />
Ingin dikenang sebagai orang yang sayang thd istri & anak2,<br />
3. Secara Sosial<br />
Ingin dikenang sebagai orang yang aktif bantu-bantu dikegiatan sosial,<br />
4. Secara Karir/Bisnis<br />
Ingin dikenang sebagai pengusaha sukses yang punya banyak teman,<br />
5. Secara Spiritual<br />
Ingin dikenang sebagai orang yang rajin silaturahim,<br />
6. Secara Intelektual<br />
Ingin dikenang sebagai orang yang rajin berbagi & menuntut ilmu,<br />
7. Secara Emosi<br />
Ingin dikenang sebagai orang yang sabar dan senang bergaul,<br />
<br />
Wowww, workshop mau ngebangun bisnis koq harus mengisi jawaban seperti itu yahh. Ya, ingat hal tersebut adalah sebuah pondasi yang merupakan landasan sehingga bisnis kita dapat terus tumbuh.<br />
<br />
So, ingin dikenang sebagai apakah jika kita kelak meninggal dunia?<br />
<br />
*Yusuf ErlanggaKeluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-73816753167997325752012-06-12T20:26:00.001+07:002012-06-14T16:27:01.204+07:00Pengalaman Menyebar Brosur<a href="http://3.bp.blogspot.com/-US80bOF-8O0/T9dC1mkzmHI/AAAAAAAAAYc/nowL_YMnR_U/s1600/IMG01686-20120610-0806.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="150" width="200" src="http://3.bp.blogspot.com/-US80bOF-8O0/T9dC1mkzmHI/AAAAAAAAAYc/nowL_YMnR_U/s200/IMG01686-20120610-0806.jpg" /></a><br />
<br />
Pagi itu kami mengagendakan tuk ngelapak lagi. TMII Jakarta masih menjadi pilihan, namun kali ini kami ngelapak bersama karyawan. Karena sebelumnya kami ngelapak tanpa bersama karyawan yang membantu (baca: <a href="http://wirausahakeluarga.blogspot.com/2012/04/pengalaman-ngelapak-ecokiddy-di-tmii.html">tulisan yg lalu</a>). Dan pada kesempatan kali ini saya bertugas khusus sebagai penyebar brosur. Hahhh, sebar brosur aja sampe ada petugas khusus? Hehee, ya karena brosur yang disebar tersebut tidak diberikan kepada pengunjung yang lewat didepan lapak kami, tapi sayalah yang muter-muter keliling disekitar keramaian orang di pasar kaget minggu ria TMII.<br />
<br />
Dari kegiatan muter-muter nyebar brosur tersebut, ada beberapa pengalaman yang menarik dan dijadikan pelajaran bagi kami. Berikut ini beberapa catatan tersebut:<br />
<br />
1. Demi irit pengeluaran biaya produksi brosur, penyebaran brosur haruslah sesuai target market. Itu sihh kata para praktisi bisnis lhooo. Dan pagi itu saya praktekan dengan menyerahkan brosur hanya kepada orang-orang yang sedang membawa anak balita atau ibu-ibu yang sedang hamil. Ya, sesuai target market <a href="http://ecokiddy.com">ecokiddy</a> produk kami.<br />
2. Berdasarkan pengalaman saat itu, ternyata gak semua orang mau menerima brosur yang kita berikan lhooo. Salah satu catatan saya saat itu, kenapa ada orang yang menolak diberi brosur? Orang menolak karena saat kita beri ia sedang "sibuk". Lagi enak-enak makan / milih-milih barang dagangan, kita kagetkan dengan memberi brosur. Gak salahlah kalo ia menolak. Jadi saat memberi brosur, jangan mengganggu atau mengagetkan yahhh.<br />
<br />
3. Panggilan sapaan juga sangat berpengaruh terhadap penerimaan orang yang diberi brosur. Jangan segan mengucapkan salam yang sopan & hangat (tapi jangan lebay yahhh, hehee). Dan jangan segan mengucapkan "maaf" saat kita memberi brosur, ya karena bisa aja kehadiran kita mengganggu mereka.<br />
4. Ngomong-ngomong tentang sapaan yang tadi, pada saat penyebaran brosur itu terkadang saya menyapa dengan sapaan pak-bu, terkadang juga dengan sebutan ayah-bunda. Entah kenapa dengan sebutan Ayah atau Bunda, sebagian besarnya terlihat lebih "terbuka" saat aku beri brosur. Hal ini mengapa? Nahhh, aku juga blom tau kenapa nihhh? ;)<br />
<br />
5. Karena posisi penyebaran brosur tak dekat dari lapak, hal ini terasa kurang efektif karena orang yang menerima brosur akan bingung harus kemana ia pergi jika tertarik dengan produk yang kita tawarkan. Untuk jaka pendek dengan tujuan adanya transaksi saat itu juga, ini emang tidak baik. Tapi tuk tujuan jangka panjang alias nge-branding produk, hal ini gak masalah sihhh.<br />
6. Tuk mensiasati kebingungan atau rasa penasaran si penerima brosur, harusnya saat keliling-keliling nyebarin brosur sekalian bawa contoh produk. Bahkan tuk produk tertentu bisa sekalian kasih tester gratis.<br />
<br />
7. Dan yang cukup penting juga menurut para mentor & praktisi bisnis, idealnya setiap brosur yang kita buat & sebarkan itu harus tercatat dan terukur. Wahhh, kalo udah ngomongin ini emang perlu & penting nihhh. Gimana caranya? Rada panjang nihh, kita obrolin lain waktu yahhh... ;)<br />
<br />
Nahhh, pengalaman nyebar brosurnya sudah dicatat. Tinggal action tuk nyebar-nyebar lagi nihh... ;)<br />
<br />
*Yusuf Erlangga<br />Keluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-29279477075287997832012-06-01T13:33:00.000+07:002012-06-11T12:14:15.553+07:00Alasan Hadir di Sebuah Pelatihan<a href="http://1.bp.blogspot.com/-LpmdduteZuw/T9V-oXn0q-I/AAAAAAAAAYM/HLA09D9EQkU/s1600/tdab.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="200" width="151" src="http://1.bp.blogspot.com/-LpmdduteZuw/T9V-oXn0q-I/AAAAAAAAAYM/HLA09D9EQkU/s200/tdab.jpeg" /></a><br />
<br />
<br />
Dalam sebuah diskusi, diketahui bahwa setiap orang yang mengikuti sebuah pelatihan/training/workshop/seminar/dll ternyata memiliki tujuan yang berbeda-beda. Ya, acaranya sama tapi tujuan orang yang hadir disitu bisa berbeda-beda.<br />
<br />
Ada yang ikut karena niatnya biar dapet ilmu.<br />
Ada yang datang dengan tujuan biar dapet pengalaman bisa ketemu langsung pembicaranya.<br />
Ada yang hadir karena biar bisa memperluas jaringan/networking.<br />
Ada yang sengaja niatnya biar ketemu calon klien atau ketemu bakal calon istrinya (sama-samaa sebagai peserta). :p<br />
Ada yang ikut karena disuruh boss/atasan di perusahaannya.<br />
Ada yang sengaja ikut karena ingin dapet sertifikat acaranya.<br />
Ada yang datang berharap bisa masuk TV, karena tau ada media yang meliput.<br />
Atau ada yang datang karena ikut-ikutan temennya.<br />
<br />
Apapun tujuan ataupun alasannya, yang pasti kita berharap dengan kehadiran kita di acara tersebut benar-benar bermanfaat bagi kita yang hadir. Syukur-syukur manfaatnya bisa disebarluaskan kepada teman-teman yang lain dengan kita berbgi ilmu/pengalaman setelah mengikuti acara tersebut.<br />
<br />
Jadi, alasan atau tujuan yang mana dong yang paling bagus saat kita ikut pelatihan seperti itu?<br />
Apapun pilihan alasannya, syah-syah aja koq. Syukur-syukur kita punya tujuannya tidak hanya satu. Contohnya bertujuan biar dapat ilmu sekaligus nyari kenalan baru. Atau tujuannya biar dapat pengalaman, sekaligus kali-kali aja bisa masuk TV. Hehehee, jadi kalo alesan pertama tidak tercapai. Kann jadinya gak begitu kecewa tohhh, karena ada alasan yang kedua... ;)<br />
<br />
Ok, selamat hadir di sebuah pelatihan ya rekan-rekan... ^_^<br />
<br />
*Yusuf ErlanggaKeluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-26395229964032153942012-05-30T16:03:00.001+07:002012-06-11T11:59:30.177+07:00Belajar Memohon/Berdo'a Dari Pak Roni<a href="http://2.bp.blogspot.com/-63labloTKYg/T9V7El2ADjI/AAAAAAAAAX8/98vskfYAHBo/s1600/roni.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="154" width="200" src="http://2.bp.blogspot.com/-63labloTKYg/T9V7El2ADjI/AAAAAAAAAX8/98vskfYAHBo/s200/roni.jpg" /></a><br />
<br />
<br />
"<i>Saksikan Liputan 6 Awards LIVE nanti malam jam 21.30 dari Balai Sarbini. Mohon doanya semoga kiprah TDA mendapat apresiasi yg pantas oleh dewan juri</i>" <br />
<br />
Itulah info yang ditulis oleh pak Badroni Yuzirman yang saya baca di BB-Group yang saya ikuti. Sekilas membaca pesan tersebut, awalnya sihh biasa aja. Maklum, info yang dikrim oleh pak Roni (panggilan fuonder komunitas TDA) itu sudah pernah saya dengar sebelumnya dari rekan lain di twitter. Dan memang sudah mengagendakan tuk nonton acara award tersebut di TV malam itu. Setelah ditelaah kayaknya ada yang gak biasa nihhh, pikirku sesaat kemudian. Ya, dibagian do'anya ada yang menarik. Ya, setidaknya menarik bagi diriku lhooo... ;) <br />
<br />
Beliau memohon do'a agar kiprah TDA mendapat "apresiasi yg pantas" oleh dewan juri. Wowww, biasanya kan orang-orang minta do'a agar menjadi yang terbaik atau justru agar jadi pemenangnya. Ya, pada umumnya bila masuk nominasi suatu kompetisi / perlombaan berharap jadi pemenang khann... Wuihhh, salut salutt saluttt... <br />
<br />
Dan selanjutnya, ternyata pada Liputan 6 Award yang diumumkan secara live di SCTV hari Jum'at 25 Mei 2012 yang lalu, pak Roni dan komunitas TDA-nya blom menjadi yang terbaik dalam kategoti tersebut. Ya, dalam kategori pemberdayaan masyarakat yang terdapat lima (5) nominator termasuk pak Roni, pemenangnya adalah Bidan Eulis Rosmiati (Bidan yang mampu memperbaiki kesehatan secara menyeluruh dan perekonomian pendukung program kesehatan, khususnya didaerah Desa Ujung Genteng di pesisir Selatan Jawa Barat). <br />
<br />
Walau tidak menjadi pemenang dalam award tersebut, sebagai salah satu bagian kecil komunitas TDA (sebagai member) saya merasa bangga. Terima kasih TDA!!! Terima kasih pak Roni!!! <br />
<br />
*Yusuf ErlanggaKeluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-12848122355310063442012-05-14T20:48:00.000+07:002012-06-01T13:40:33.899+07:00Belajar Komunikasi dari Abang Ketoprak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-5PG6WWT-Wrw/T7EMpD3-N9I/AAAAAAAAAXc/UyurVwCGudM/s1600/ketoprak.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="134" width="200" src="http://2.bp.blogspot.com/-5PG6WWT-Wrw/T7EMpD3-N9I/AAAAAAAAAXc/UyurVwCGudM/s200/ketoprak.jpeg" /></a></div><br />
Siang ini saat makan ketoprak dipinggir jalan, saya mendapat pelajaran yang berharga dari sang abang penjual ketropak tersebut. Bukan karena rasa ketoprak yang super enak, ataupun bukannya juga porsinya yang wahh banyaknya. Tidak dari produk yang dijual abang itu yang membuatku terngiang-ngiang hingga kini. Tapi, justru saat proses produksinyalah yang membuatku menjadi terbayang-bayang. <br />
<br />
Wowww, proses pembuatannya ada apa ya yang menarik? Apa ada bahan baku yang gak biasa? Atau ada alat masaknya yang unik? Atau cara memasaknya yang aneh? Atau apa yahhh? Sebenernya sihh biasa aja. Yang menarik perhatianku adalah si abang penjual ketoprak tersebut tidak bisa diam mulutnya alias selalu mengoceh mengobrol. Bukan sesuatu yang negatiff sihhh. Tapi itu justru menunjukan bahwa ia sangat akrab dengan para pelanggannya. <br />
<br />
Ada aja yang dibicarakan kepadaku maupun pelanggan-pelanggan lainnya. Dan mengobrolnya itu bukan kepada saat para pelanggannya sedang makan. Wahhh, kalo lagi enak-enak makan diajak ngobrol malah mengganggu tuhhh. Ia mengobrol dengan para pelangganya yang sedang menunggu masakan ketopraknya jadi. Ya, semua disapanya dengan ramah dan hangat. <br />
<br />
Mulai menawarkan tempat duduk kepada pelanggannya yang baru datang. Sekedar menanyakan apa kabar dan darimana berasal. Bahkan sampai membicarakan hal-hal yang sedang ramai dibicarakan masyarakat. Seperti tadi iapun membicarakan tentang kejadian pesawat Sukoi yang jatuh di Gunung Salak baru-baru ini terjadi. Selalin membicarakan tema yang serius, tak jarang iapun mengeluarkan banyolan-banyolan ringan yang menghibur. Tak hanya menghibur orang yang sedang diajak bicara, akupun yang sedang makan namun mendengar merasa terhibur dengan banyolan-banyolannya. <br />
<br />
Wowww, seorang pedagang ketoprak yang hanya bermodalkan sebuah gerobak dan beberapa kursi dipinggir jalan aja mempraktekan ilmu komunikasi dalam melayani pelanggannya. Hufhhh, jadi malu nihhh. Saya yang juga mempunyai usaha apakah juga bisa sehebat beliau dalam berkomunikasi dengan para pelangganku. Aghhh, bisnisku kan jarang bertemu langsung dengan pelanggan langsung. Hahaa, alesan aja nihh... ;) Maklum, <a href="http://www.ecokiddy.com">ecokiddy</a> sebagai produsen cloth diapers yang tidak menjual secara eceran ini memang sangat jarang sekali bertemu langsung dengan pembeli. Ya, para reseller produk kami kebanyakan bertransaksi secara online. Order via email atau sms, atau bbm, lalu transfer biaya, dan dilanjutkan pengiriman barang via paket. <br />
<br />
Waduhhh, ternyata walau jarang berinteraksi secara langsung dengan pelanggan bukan berarti tak bisa akrab berkomunikasi dengan mereka lhoo. Bagaimana dengan anda dalam menjalankan bisnis anda masing-masing? Apakah dapat melakukan komunikasi seperti abang penjual ketoprak tadi? Semoga kita semua bisa yahhh. ^_^ <br />
Terima kasih atas inspirasinya ya abang ketoprak yang maaf gak sempat nanya siapa nama anda!!! <br />
<br />
*Yusuf ErlanggaKeluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-50750256243925740012012-04-22T18:13:00.002+07:002012-04-23T17:41:02.738+07:00Pengalaman Ngelapak Ecokiddy di TMII<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-VxEmHDqRb4w/T5PnE-_Iz5I/AAAAAAAAAXQ/pq3GfQaUWtc/s1600/IMG-20120422-00065.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="150" width="200" src="http://1.bp.blogspot.com/-VxEmHDqRb4w/T5PnE-_Iz5I/AAAAAAAAAXQ/pq3GfQaUWtc/s200/IMG-20120422-00065.jpg" /></a></div>
Hari ini, 22 April 2012, satu kali lagi saya dan suami memperolah pengalaman baru sebagai wirausahawan. Telah sejak lama kami ingin merasakan sensasi menjadi "lapakers" sebutan yang biasa digunakan untuk wirausahawan yang menjual produknya di lapak-lapak ala kaki lima. Dengan modal peralatan seadanya mereka biasanya sudah dapat mengeruk laba dari penjualan produk masing-masing.
Kali ini, sebagai pengalaman pertama, kami dengan sukses TIDAK merencanakannya dengan baik, ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ... Baru kepikiran untuk ngelapak di Sabtu malam, Ahad paginya kami sudah nekad untuk ngelapak di TMII Jakarta.
Sama sekali kami tidak mengerti bagaimana prosedur ngelapak di TMII, yang penting take action saja! Agar tidak nol sama sekali pengetahuan tentang bagaimana medan yang akan kami hadapi, saya sempatkan untuk browsing beberapa pengalaman yang telah lebih dulu ngelapak. Dengan persiapan yang serba mendadak, alhasil kami berdua baru sampai di pintu gerbang pembayaran tiket 15 menit sebelum jam 7.
Lumayan masih dapet harga minggu ria, Rp 5.000/orang. Jika telat sedikit sudah terkena harga normal Rp 9.000/orang. Mobil Rp 10.000. Motor Rp 6.000. Sengaja saya catat lengkap biar bisa dimanfaatkan sebagai info tambahan bagi siapa aja yang mau melapak di TMII :) Kali ini kami berangkat hanya berdua, karyawan tidak diajak. Lumayan untuk uji mental dan penghematan, jadi biaya masuk TMII cuma terkena Rp 20.000,- saja.
Info yang pernah kami dapat, jika mau ngelapak di TMII waktu subuh harusnya sudah di lokasi. Oleh karenanya tidak heran saat kami tiba dilokasi deretan lapak-lapak sudah terisi penuh. Aktifitas jual beli sudah terlihat disana-sini. Agak nyengir juga sih, membandingkan dengan kondisi kami yang baru saja tiba.
Kurang lebih pukul setengah delapan pagi kami baru tuntas rapi sana sini, setelah sempat kebingungan juga mau ngelapak dimana, akhirnya diputuskan memilih persis di depan anjungan Papua. Dibanding area lain, wilayah ini termasuk yang tidak terlalu ramai pejalan kaki, tapi karena diwilayah ini masih ada space kosong, dan sbagian besar lapakers di wilayah ini membawa mobil sebagai bagian dari display, akhirnya kami putuskan kami akan ngelapak disini juga.
Setelah beberapa saat saya baru sadar, ternyata setiap lapak sudah diberi tanda pembatas dan masing2 ada nomornya, yang dicat dijalanan di muka lapak masing-masing. Sementara area yang kami tempati tidak ada, wahh berarti kami pelapak liar ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ... Dan konyolnya lagi kami ngelapak persis di depan kantor pengurus bazar "minggu ria" TMII ini. ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ... Bener-bener deh memalukan secara intlektual, tapi untunglah secara bisnis dimana hukum rimba juga berlaku bahwa siapa cepat dia dapat, akhirnya para pengurus pun mengizinkan. Mungkin mereka ga tega mengusir kami yang sudah menata produk Ecokiddy. Dan kami pun membayar kontribusi yg sama persis dengan lapak-lapak lainnya, Rp 20.000/hari.
Bazaar ini yang kami tahu boleh berjalan hanya sampai dengan pukul 10.30 saja. Walaupun pada kenyataannya banyak juga yang melebihi batas waktu. Kami sendiri memilih usai tepat waktu, karena memang target kami lebih ke sosialisasi popok kain modern ini ke masyarakat luas. Lumayan brosur & kartu nama yang kami bawa banyak tersebar, dan kami pun banyak mendapat kesempatan memperkenalkan produk kami beserta manfaatnya.
Salah satu pendorong kami ngelapak hari ini adalah berkenaan dengan peringatan hari bumi internasional yang jatuh hari ini (22 April). Kami berharap, ini adalah langkah kecil kami untuk menjadi #sobatBUMI. Sampai saat ini kami tidak menjual eceran produk Ecokiddy dan tidak pula menjual secara offline, tapi untuk moment hari bumi ini kayaknya pas yahh untuk buat pengecualian... :)
Kami start pukul 7.30 dan memilih tutup pukul 10.30, atau dengan kata lain 3 jam kami ngelapak. Alhamdulillah omset yang didapat sudah lebih dari target Rp 500.000,-. Kami sengaja tidak pasang target besar karena persiapan dan strategi yang super minim. Apalagi niatnya memang sosialisasi, dan biar eksis :) ... Lumayan bangetlah hanya bermodal stok barang yang sudah ada di workshop dan uang 40ribu saja sudah dapet untung berganda (laba dan sosialisasi). Semoga ke depan nantinya ada kesempatan untuk ngelapak lagi...
Selamat hari bumi :)
*Erlin KarlinaKeluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-91300337371227338962012-04-19T21:23:00.004+07:002012-04-19T21:58:25.380+07:00Anak Suka Memukul, Karena "Tak Sadar"<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/-g6ObvSVtGYQ/T5Am0IIrlHI/AAAAAAAAAXE/TDxAvtq-VsQ/s1600/kamenrider.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 103px;" src="http://2.bp.blogspot.com/-g6ObvSVtGYQ/T5Am0IIrlHI/AAAAAAAAAXE/TDxAvtq-VsQ/s200/kamenrider.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5733125002621588594" /></a><br /><br />Apakah boleh anak saya kembali menonton film Ultraman?<br />Selama ini ia sudah tidak suka memukul-mukul lagi. Saat ia berjanji tidak akan suka mukul-mukul lagi dan izin tuk nonton film itu lagi, apakah sebagai orang tua perlu mengizinkannya?<br />Ya, itulah sebuah pertanyaan yang diutarakan oleh seorang ibu kepada ayah Edy di sebuah radio.<br /><br />Ayah Edy sebagai praktisi Multiple Intelligence & Holistic Learning, dengan lembut namun tegas menjelaskan pertanyaan ibu tadi diacara talkshow yang diudarakan oleh radio Smart FM. Ayah Edy menjelaskan bahwa janji anak tersebut adalah diucapkan dalam keadaan sadar. Sedangkan saat anak tersebut suka mukul-memukul adalah dalam keadaan dibawah alam sadar.<br /><br />Ya, sayapun langsung teringat bahwa saat menonton TV siapapun manusia mengalami keadaan "dibawah alam sadar" yang paling maksimal. Jadi, tak heran jika banyak hal-hal yang kita tonton di TV itu akan sangat mudah terekan dalam otak kita. Jadi tak heran jugalah, jika anak yang suka menonton "adegan kekerasan" di TV akan sangat mudah mengikuti di kehidupan sehari-harinya.<br /><br />Jadi, ikuti saja saran ayah Edy tadi. Sangat jelas dan tegas bahwa kita sebagai orang tua tidaklah perlu mengizinkan anak-anak tuk menonton film-film yang berisi adegan kekerasan. Ya, walaupun sianak sudah berjanji. Ingat, janjinya itu diutarakan dalam keadaan "sadar" lhoo. Sedangkan saat menonton akan ada proses "merekam", dan dilain waktu dalam keadaan "dibawah alam sadar" akan diikuti/dipraktekan.<br /><br />So, solusinya gimana dong?<br />Dikit aja deghh nontonnya film Ultramannya... Sekali-kali aja deghh nonton film Power Rangernya... Sebentar aja deghh nonton film Kamen Ridernya...<br />TIDAK!!! Sekali jangan, tetap jangan...<br />Ganti aja dengan film-film lain yang lebih mendidik... Mudah khann??? Heheee...<br />Anak pertama kami yang berumur hampir empat tahun juga suka nonton film-film seperti itu lhooo. Setelah diberi pengertian dan juga ketegasan dari kami orang tuanya, Alhamdulillah, lambat laun ia mulai mengerti. Dan sudah mulai mau tidak menonton film-film seperti itu tadi. Hufhhhh, Alhamdulillah, senangnya.... ^_^<br /><br />*Yusuf ErlanggaKeluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-57833121256571964782012-03-26T18:54:00.005+07:002012-03-26T19:09:52.267+07:00Menulis Pengalaman Bisnis<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/-yRiVT5jNgmg/T3BcgkHDT-I/AAAAAAAAAW4/3CMcVAQZaaY/s1600/buku.jpeg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 129px; height: 200px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-yRiVT5jNgmg/T3BcgkHDT-I/AAAAAAAAAW4/3CMcVAQZaaY/s200/buku.jpeg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5724176840906723298" /></a><br /><br />Mulanya saya ragu untuk memenuhi permintaan suami agar saya terlibat dalam pembuatan buku motivasi bisnis 30 mompreneur. Suami meyakini saya memiliki sedikit kemampuan menulis dan sedikit pengalaman sebagai mompreneur yang meski serba sedikit namun cukup layak dan dapat dibagikan kepada masyarakat luas. Suami amat antusias dengan ajakan oma Ning ini, terlebih disebut royalty buku diperuntukkan buat amal dan sedekah. Ya, oma Ning-lah yang memberi kesempatan kepada beberapa mompreneur yang tergabung dalam komunitas TDA untuk menuliskan pengalaman menjalankan bisnisnya masing-masing yang akan digabung dalam sebuah buku.<br /><br />Usaha apa yang dimaksud? Saat ini dengan dukungan suami, saya tengah merintis usaha pembuatan popok kain modern yang sehat, hemat dan ramah bagi lingkungan. Produk kami ini bernama <a href="http://www.ecokiddy.com">ecokiddy</a>. Di masyarakat umum kini banyak nama yang digunakan untuk menyebut popok kain modern ini. Ada yang menyebutnya juga sebagai “popok cuci ulang”, atau ada yg merasa lebih pas menyebutnya dalam bahasa asing seperti “reusable diapers” atau “cloth diaper” (disingkat “clodi”).<br /><br />Keraguan menulis yang muncul di benak saya ialah dikarenakan masih singkatnya usia usaha yang sedang yang saya rintis, sehingga masih sedikit asam garam yang saya dapati untuk dapat memotivasi orang lain dan ditambah lagi minimnya kemampuan saya dalam dunia tulis menulis. Namun pada akhirnya saya sambut permintaan tersebut dengan membesarkan hati sendiri, seandainya pengalaman saya memang kurang layak terbit, toh sudah ada tim editor dari penerbit yang akan menseleksi. hehe.. Dan seandainya ternyata saya masuk dalam jajaran 30 mompreneur ini, berarti hanya rasa syukur yang terhatur karena dapat memberi sesuatu yang bermakna bagi orang banyak. (hadits, sebaik-baik orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain).<br /><br />*Erlin KarlinaKeluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-87716413454475932092012-03-12T20:58:00.006+07:002012-03-12T21:51:46.314+07:00Nyebur dan Kelelep di Dunia Usaha<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/-ReecsEPWedU/T14M8W6bI_I/AAAAAAAAAWs/SksocpnnT94/s1600/swim.png"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 200px;" src="http://1.bp.blogspot.com/-ReecsEPWedU/T14M8W6bI_I/AAAAAAAAAWs/SksocpnnT94/s200/swim.png" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5719022807889421298" /></a><br /><br /><br />Sore itu, diriku terima bbm (blackberry messenger) dari seorang teman lama. <span style="font-style:italic;">Gimana kabarnya pak? Denger-denger usahanya makin maju nihh. Cerita-cerita dong.</span> Itulah isi dari bbm yang terkirim dari temanku yang saat itu tinggal & bekerja di Bandung dan sedangkan aku tinggal di Bekasi. Dengan santainya aku membalas, <span style="font-style:italic;">kalo cerita-cerita sihh gampang. Tapi paling enak, ceritanya sambil ngupi-ngupi bareng di warung kopi nihh.</span> Heheee, asal jawab aja diriku, padahal ngopi dirumah aja jarang banget alias hampir gak pernah apalagi ngopi di warung kopi tuhh. :))<br /><br /><span style="font-style:italic;">Kapan-kapan dehh. Kalo pak Yusuf main ke Bandung, kasih tau yahh biar kita bisa ketemu. Kali-kali aja saya bisa kejipratan jadi pengusaha juga nihh.</span> Ya, itulah lanjutan komen dari temanku itu yang emang seorang karyawan. Padahal dari dulu bilang pengen jadi entrepreneur tuhh. Jangankan jadi full pengusaha, nyambi-nyambi usaha sambilan aja blom pernah.<br /><br />Dengan sigap dan santai, aku bilang ke beliau; <span style="font-style:italic;">Kalo mau jadi pengusaha gak perlu nunggu kejipratan dulu. Langsung aja nyeburr burr burr burrr :D</span> Sambil tertawa, iapun bertanya lagi. <span style="font-style:italic;">Tapi... Kalo nyebur, nanti keleleup gak ya???</span><br /><br />Nahhh, ngomong-ngomong tentang nyebur dan kelelep aku jadi teringat dengan kisah pak Dahlan Iskan pada sebuah acara yang diselenggarakan komunitas TDA di bulan Januari 2012 lalu. Dahlan Iskan yang merupakan mentri BUMN itu mengatakan bahwa Entrepreneurship itu bisa ditularkan tetapi tidak bisa diajarkan. Sebagai contoh, seorang mahasiswa Master of Business Administration (MBA) sudah tentu mempelajari segala urusan yang berkaitan bisnis. Namun begitu lulus dan mendapat ijazah MBA, belum tentu ia bisa langsung berbisnis. Ya, bisnis butuh proses "penularan", dan itu bisa ditularkan saat langsung action nyebur ke dunia usaha dan bergaul dengan para pengusaha (berkomunitas).<br /><br />Ok, nyeburnya udah. Kalo kelelep gimana?<br />Nahh, masih apa kata pak Dahlan Iskan yang merupakan tokoh dari besarnya group media Jawa Pos menjelaskan bahwa semakin muda/dini menghadapi masalah, semakin cepat jatuh, semakin baik. Karena jatuh itu penting, bangkrut itu penting, semua orang yang menjalani bisnis pasti pernah jatuh. Kalau jatuh, bisnisnya masih kecil, maka rasa menyesalnya tidak terlalu besar.<br /><br />Jadi... kalo udah nyebur, emang kudu sesekali kelelep tuhh. Kalo bisa kelelepnya mumpung masih di pinggir kolam yahh (baru mulai). Dan yang terpenting lagi, saat kelelep itulah saatnya kita bangkit lagi dan segera melanjutkan berenangnya.<br /><br />Ok, selamat nyebur bagi yang belom ikut menyebur.<br />Ok, selamat kelelep bagi yang sudah mulai menyebur.<br />Ok, selamat melanjutkan renangnya bagi yang sudah merasakan kelelep.<br /><br />*Yusuf ErlanggaKeluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-19555872845860452232012-03-01T00:12:00.006+07:002012-03-12T20:47:32.730+07:00Aku dan Pesta Wirausaha TDA 2012<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/-XLOzajy1FOU/T1o19ZkfOAI/AAAAAAAAAWg/IQ33rTkKkgY/s1600/pwtda01.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 133px;" src="http://1.bp.blogspot.com/-XLOzajy1FOU/T1o19ZkfOAI/AAAAAAAAAWg/IQ33rTkKkgY/s200/pwtda01.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5717942005852485634" /></a><br /><br />Pesta Wirausaha TDA 2012 memang telah usai. Namun, kenangan indahnya kebersamaan, kemeriahan acara, ramainya pengunjung, semangat berbagi dan lain-lainnya saat di Gd Smesco Jakarta tetap teringat-ingat dikepalaku. Ya, walau Pesta Wirausaha yang diselenggarakan pada tanggal 28-29 Januari 2012 ini bukan yang pertama kali diadakan oleh komunitas TDA. Namun pada tahun itulah tuk pertama kalinya saya hadir sebegai peserta seminar sekaligus bersama ecokiddy sebagai peserta expo/bazzar dan tuk pertama kalinya saya tergabung dalam kepanitiaannya.<br /><br />Walau tergabung sebagai panitia, sayapun harus mendaftar dan membayar sebagai peserta. Itulah uniknya di TDA, mentang-mentang panitia gak serta-merta jadi gak ikutan daftar alias gratis sebagai peserta lhoo. Dan sudah kuduga, walau terdaftar sebagai peserta pastinya diriku tidak pernah konsen tuk menyerap ilmu dari para pembicara yang ada. Boro-boro nyimak materi, wong pasti sibuk mempersiapkan rundown acara berikutnya. Maklum, saat itu diriku masuk dalam seksi acara yang otomatis sibuk di hari H. Berarti rugi dong? Aghh enggak koq, Insya Allah indah pada waktunya dehh. ;)<br /><br />Seperti sudah diketahui, dalam Pesta Wirausaha tahun ini banyak pembicara & pengisi acara hiburan top yang hadir. Seperti Dahlan Iskan (Mentri BUMN), Chairul Tanjung (chairman CT Corp), Sandiaga Uno (Mien Uno Foundation), Ust. Yusuf Mansur (Spiritual Business), Merry Riana (Mimpi Sejuta Dolar), Arnold Sebastian (founder TokoBagus.Com), Jamil Azzaini (Inspirator Sukses Mulia), Heppy Trenggono (Gerakan Beli Indonesia), Fadli (band Padi), Tedy (team nasyid Snada), dll. Dan tak bisa dipungkiri, selain layak menyimak materi yang disampaikan para pembicara tersebut serta hiburannya, para peserta pun tak menyia-nyiakan kesempatan tuk berfoto bersama dengan tokoh-tokoh tersebut.<br /><br />Disaat rekan-rekan peserta berebutan tuk foto-foto, lagi-lagi aku tak sempat ikutan foto-foto. Padahal jarakku dengan para tokoh tersebut selalu tidak terlalu jauh. Maklum, sebagai seksi acara terkadang aku bertugas sebagai runner yang bolak-balik nganterin mic, jadi pengawal pembicara saat naik-turun panggung, bahkan juga jadi MC pengganti saat mas Iwel (Democrazy Metro TV) sebagai MC utama harus pulang duluan. Yahh, rugi dong gak ikut foto-foto? Walau tanpa bukti terlampir, tapi tetap happy lhoo. ;)<br /><br />*Yusuf ErlanggaKeluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-22430532218789365862012-01-19T15:18:00.004+07:002012-01-19T15:30:47.016+07:00"Signature", Promosi & Identitas<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/-bZ2R-Z8RqpI/TxfUtFzY6gI/AAAAAAAAAVk/0u1VBXJHJUo/s1600/signatureBB.jpeg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 150px;" src="http://2.bp.blogspot.com/-bZ2R-Z8RqpI/TxfUtFzY6gI/AAAAAAAAAVk/0u1VBXJHJUo/s200/signatureBB.jpeg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5699257724577573378" /></a><br /><br />Pernah baca kalimat-kalimat seperti dibawah ini gak? Coba deghh dibaca dulu... :)<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Sent from my BlackBerry®<br />powered by Sinyal Kuat INDOSAT<br /><br />Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!<br /><br />Powered by Telkomsel BlackBerry®<br /><br />Sent from my BlackBerry® via Smart 1x / EVDO Network. Smart.Hebat.Hemat.<span style="font-style:italic;"></span></span><br /><br /><br />Ehmm, iya pernah. Iya, itulah kalimat atau kata-kata yang sering kita temui saat kita membaca email baik yang masuk lewat <span style="font-style:italic;">japri</span> maupun via <span style="font-style:italic;">milis</span>. Tepatnya kata-kata tersebut pasti kita temui diakhir tulisan alias pada bagian paling bawah. Dan yang pasti, hal tersebut muncul dari email yang dikirim via BB alias BlackBerry.<br /><br />Lalu... Kata-kata atau kalimat itu boleh dihapus atau diganti gak sihh? Bikin ngetop si "provider HP" aja nihh...<br />Nahh kalo jawabannya secara "hukum" boleh atau tidaknya, saya gak tau sihh...<br /><br />Tapi gimana cara menghapus atau menggantinya, saya tau dan pernah lakukan sihhh. Ini dia langkah-langkahnya:<br /><br />- Klik logo Blackberry pada keypad<br />- Klik menu “Setup”<br />- Klik menu “Email Settings”<br />- Pilih akun email yang akan disetting (jika ada beberapa email), klik “Edit”<br />- Masukan profil/info yang kita inginkan pada kolom “Signature”<br />- Klik “save” untuk menyimpan perubahan<br /><br />Nahhh, sekarang "buntut" email yang kita kirim sudah berubah deghhh. Terserah mau diisi apa aja sihhh. Kalau anda pengusaha, hal ini bisa menjadi media promosi bagi usaha anda masing-masing lhoo... Masak iya yang boleh promosi & ngetop si provider HP doang, usaha kita masing-masing kudu ngetop juga dongg... Heheheee ;)<br /><br />*Yusuf ErlanggaKeluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-56301979912403113242012-01-11T21:18:00.004+07:002012-01-19T15:35:24.172+07:00Setting Profil Name dalam Email<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/-L8ttQSuo4Us/TxfVxxsPVCI/AAAAAAAAAVw/AkzLcxCwmzI/s1600/displayname.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 76px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-L8ttQSuo4Us/TxfVxxsPVCI/AAAAAAAAAVw/AkzLcxCwmzI/s200/displayname.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5699258904589849634" /></a><br /><br />Benar kata orang, nama seseorang itu bisa mencerminkan gimana sebenarnya orang tersebut. Begitupun dalam surat-menyurat dunia maya (email), display name atau profil name sangat perlu kita perhatikan.<br /><br />Berikut ini adalah cara merubah nama dalam akun email:<br /><br />Setting pada YAHOO<br />- Masuk ke akun email yahoo<br />- Masuk menu “Option” dipojok kanan atas, klik “Opsi Email”<br />- Masuk menu “Account”, klik “Yahoo! Mail”<br />- Masukan Nama Profil email yang kita inginkan pada kolom “Your ‘From’ Name”<br />- Klik “save” untuk menyimpan perubahan<br /><br /> <br />Setting pada GMAIL<br />- Masuk ke akun email gmail<br />- Klik menu “Settings” dipojok kanan atas<br />- Klik menu “Accounts”, muncul menu “Send mail as”<br />- Masukan Nama Profil email yang kita inginkan pada kolom “Update Name”<br />- Klik “save” untuk menyimpan perubahan<br /><br /><br />Setting pada BLACKBERRY<br />- Klik logo Blackberry pada keypad<br />- Klik menu “Setup”<br />- Klik menu “Email Settings”<br />- Pilih akun email yang akan disetting (jika ada beberapa email), klik “Edit”<br />- Masukan Nama Profil email yang kita inginkan pada kolom “Your name”<br />- Klik “save” untuk menyimpan perubahan<br /><br />*Yusuf ErlangggaKeluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-37358870610109176562012-01-06T07:59:00.006+07:002012-01-06T11:34:26.239+07:00Shoutmix tidak lagi gratis, Idealisme vs Bisnis??<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/-OvchO37sm64/TwZHx89T5VI/AAAAAAAAAVY/22OEUoXlt68/s1600/shoutmix-logo.gif"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 180px; height: 49px;" src="http://3.bp.blogspot.com/-OvchO37sm64/TwZHx89T5VI/AAAAAAAAAVY/22OEUoXlt68/s200/shoutmix-logo.gif" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5694317702359016786" /></a><br /><br />Sudah hampir 2 tahun ini ecokiddy.com menggunakan jasa Shoutmix agar dapat langsung chat dengan pengunjungnya, alhamdulillah selama ini lancar-lancar aja tanpa kendala. Fasilitasnya memuaskan dan yang terpenting adalah itu semua GRATIS (hampir semua orang pasti happy kalo dengar kata yang satu ini kan ^_^). Hal inilah penyebab terbesar hingga akhirnya per 1 Januari 2012, Shoutmix memutuskan untuk tidak memberikan layanan gratis lagi.<br /><br />Kalo dari penjelasan sang pendiri, Snecx Tan, Shoutmix sudah bertahan selama 7 tahun sejak didirikan, termasuk dengan layanan gratisnya. Selama kurun waktu tersebut, rupanya banyak hal yang sudah dilalui Shoutmix. Dengan Versi pertama-nya, dalam usia 1 tahun Shoutmix hampir bangkrut (mungkin akibat sedikitnya jumlah pelanggan paket berbayar).<br /><br />Sehingga setelah itu dilakukan perbaikan disana-sini, hingga muncul Versi kedua yang ternyata disukai banyak orang, jumlah pelanggan paket berbayar semakin banyak dan tentunya jumlah pelanggan paket gratisan apalagi... (pelanggan gratisan ini ya seperti ecokiddy.com, jadi malu... *blushing*).<br /><br />Berkembang sedemikian pesat hingga dimunculkan Versi ketiga-nya dibulan November 2011, dan apa yang terjadi? semakin banyak orang yang menyukai Shoutmix, dalam 1 hari bisa ribuan orang mendaftar untuk mendapatkan si "buku tamu" ngetop ini, Snecx Tan mengklaim dalam sebulan ada 50 ribu orang mendaftar, fantastis juga ya... dan hal yang membuat Shoutmix syok adalah karena 99,93% pendaftar tersebut hanya memilih paket gratisan saja, dan yang lebih parah adalah mereka yang sudah terdaftar sebagai pelanggan paket berbayar malah pindah ke paket gratisan, kebayang juga sihh perasaan si Mr. Tan ini. Padahal mungkin doi berharap dengan semakin banyak "happy user" maka akan semakin banyak "paying customers".<br /><br />Nah, disinilah mungkin pergelutan terjadi, memilih "business is business" atau memilih idealisme untuk menyenangkan banyak orang? Haha... sudah jelas ya kalo kita memang sedang berbicara bisnis... Snecx Tan sendiri sudah mengakui koq kalo Shoutmix tidak akan bertahan sebagai sebuah bisnis kalo tidak ada pelanggan berbayar... tapi apa daya pengen menyenangkan banyak orang dengan paket gratisan ini justru dinilai jadi penghalang buat Shoutmix menjadi lebih besar. Alhasil daripada merugi apalagi bangkrut, pelanggan gratisan didepak, hehe...<br /><br />Atauu... ini sebenernya memang bagian dari business strategy dari Mr. Tan, kalau seandainya user sudah banyak, yaah tinggal disaring aja deh. Kemungkinan untuk meraih pelanggan yg sudah terlanjur jatuh hati dengan produk akan lebih mudah doong ;) Keliatannya enak banget ya, tapi yakin deh ini bukan hal yang mudah loh. Shoutmix dapat demikian pede-nya mengusir pelanggan gratisan, tentu punya produk yang luar biasa juga kan, yaahh bekal yang telah mereka kumpulkan selama 7 tahun ini, hasil riset sana-sini untuk terus mengembangkan produknya hingga sedemikian berkualitas...<br /><br />Balik lagi ke masalah idealisme vs bisnis tadi, sayang ya kalo idealisme tidak bisa disatukan dengan bisnis, buktinya pada Versi keduanya, Shoutmix bisa koq... (tetep ya cari celah gratisan :p). Berarti idealisme memang sudah dikalahkan ya ckckck... ^_^<br /><br />*Erlin Karlina<br />SambilMereviewIdealismeEcokiddyKeluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-42520019531517655972011-12-27T14:15:00.004+07:002011-12-27T22:25:54.194+07:00Raup Laba dengan Meniru Packaging Produk NgetopBaca judul tulisan saya kali ini, sempat geli sendiri karena kalo diperhatikan koq mirip judul headline tabloid-tabloid wirausaha ya? sedikit provokatif, hehe...<br /><br />Ini bermula gara-gara melihat botol saos sambal yang biasa menemani kalo ada gorengan di rumah, setelah ditilik-tilik koq beda dari biasanya ya penampilannya, teryata memang benar, biasanya dirumah pake merk AB*, lah ini koq merek AK* ??? Ternyata waktu beli di swalayan memang salah ambil, sepintasan memang mirip sih, baik logo, ukuran maupun desain botolnya.<br /><br />Nah, hal seperti ini bisa jadi termasuk dalam strategi bisnis. Siapa sangka bisa jadi penjualan jadi meningkat, gara-gara banyak pembeli yang "siwer". Tapi ga asyik banget ya? Dijamin nilai brand produk pengekor tersebut dimata pembeli adalah tetap minus. Padahal dari segi rasanya ga kalah enak lho, sayang ya. Ini foto botol saos sambal tersebut:<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/-5q03tZ3r1K0/Tvnip9EPuUI/AAAAAAAAAVM/rBsCba-ecdE/s1600/akuabc.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 167px; height: 200px;" src="http://2.bp.blogspot.com/-5q03tZ3r1K0/Tvnip9EPuUI/AAAAAAAAAVM/rBsCba-ecdE/s200/akuabc.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5690828814554216770" /></a><br /><br />Beda banget sama packaging yang inovatif, seperti dibawah ini :<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/-kbpJpPpIDlM/TvlxPwfri7I/AAAAAAAAAVA/WhOK8EuRDlA/s1600/open%2Bcoffee.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 151px; height: 200px;" src="http://2.bp.blogspot.com/-kbpJpPpIDlM/TvlxPwfri7I/AAAAAAAAAVA/WhOK8EuRDlA/s200/open%2Bcoffee.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5690704119689087922" /></a><br />Desain packaging diatas asli inovatif banget, hasil karya Youngdo Kim. Bener-bener out of the box. Ide awalnya adalah untuk menghemat plastik dan ramah lingkungan. Tidak perlu membuang percuma bungkus kemasan seperti biasanya, kemasan tersebut bisa dipakai sebagai sedotan untuk menikmati kopi.<br /><br />Cukup membuka kemasan tersebut, dan kopi yang berada didalamnya akan tertuang ke dalam segelas air. Lalu gunakan kemasan yang sama sebagai alat untuk mengaduk kopi dan sedotan. Kemasan multifungsi untuk menghemat pengeluaran. Info ini dikutip dari blackxperience.com.<br /><br />Packaging (kopi) seperti ini tidak sekedar mendapat nilai plus dari pembelinya tapi juga telah memberi sesuatu yang berharga bagi lingkungan. Semoga makin banyak di muka bumi ini yang memperhatikan hal-hal seperti tersebut. Aamiin.<br /><br />*Erlin Karlina<br />(SambilMikirInovasiPackagingYangKreatifBuatEcokiddy)Keluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-29391969509158258842011-12-13T16:54:00.001+07:002011-12-14T15:29:01.648+07:00Bidik Konsumen Kelas Menengah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/--2hJp-gj-NY/TuhePHDDIYI/AAAAAAAAAU0/S9KqEaJu9KQ/s1600/antri.jpeg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 133px;" src="http://2.bp.blogspot.com/--2hJp-gj-NY/TuhePHDDIYI/AAAAAAAAAU0/S9KqEaJu9KQ/s200/antri.jpeg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5685898143238136194" /></a><br /><br />Dalam sebuah talkshow diradio kemarin sore, seorang pengamat bisnis mengatakan bahwa tahun 2012 nanti adalah tahunnya konsumen kelas menengah. Ehmmm, maksudnya apa ya? gumam saya dalam hati. Masih dalam info diradio tadi, ternyata salah satu indikasinya adalah adanya beberapa fenomena di akhir tahun 2011 ini. Salah satunya adalah tragedi antrian blackbery yang memakan korban di Jakarta beberapa waktu yang lalu, serta fakta adanya indent pemesanan mobil All New Avanza hingga ribuan unit yang memakan waktu antrian hingga 2-3 bulan.<br /><br />Ternyata yang ramai dan mengantri saat ini di Indonesia bukan hanya untuk pembagian sembako gratis saja. Untuk pembelian suatu produk yang seharga jutaan hingga ratusan juta rupiah penduduk Indonesia mulai rela mengantri. Ya, tentunya itu terjadi pada konsumen kelas menengah. Dan fakta menurut statistik BPS, ternyata usia penduduk Indonesia yang berpenghasilan sendiri alias yang sudah bekerja sangatlah banyak. Penduduk terbanyak yang pertama didominasi pada rentang usia 25-29 tahun, kedua di usia 20-24 tahun, dan yang ketiga pada usia 30-34 tahun.<br /><br />Lhoo apa hubungan antara konsumen kelas menengah dan usia penduduk yahh? Ya, penduduk pada usia tadi merupakan orang-orang muda yang sudah mulai berpenghasilan sendiri. Dan tentunya pada usia tadi, rata-rata penghasilan mereka belum terlalu besar. Selain itu, tak bisa dipungkiri bahwa penduduk berusia muda merupakan konsumen yang konsumtif. Maklum, usia muda adalah usianya yang lebih mementingkan gaya hidup.<br /><br />So, apakah kita sudah siap tuk menyambut konsumen kelas menengah di tahun 2012?<br />Dimanakah posisi kita?<br />Apakah hanya sebagai konsumen yang merupakan objek, atau kita merupakan subjeknya yang dapat memanfaatkan peluang tersebut sebagai pelaku usaha?<br /><br />Go action!!!<br /><br />*Yusuf ErlanggaKeluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-22894237296674280782011-12-06T22:22:00.006+07:002011-12-12T19:15:21.874+07:00Usaha Gagal Karena Pemasaran<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/-4qbi8egv_U8/Tt4_tk-wOXI/AAAAAAAAAUo/gVBYpuPcVJw/s1600/pemasaran.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 200px;" src="http://3.bp.blogspot.com/-4qbi8egv_U8/Tt4_tk-wOXI/AAAAAAAAAUo/gVBYpuPcVJw/s200/pemasaran.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5683049832041691506" /></a><br /><br />Benar kata orang, bagian pemasaran merupakan ujung tombak dalam sebuah organisasi bisnis. Bukan bermaksud mengenyampingkan bagian lain dalam sebuah perusahaan seperti bagian produksi, keuangan, SDM, dll, tapi bagian pemasaranlah yang berhadapan langsung dengan konsumen. Dan salah satu inti dari kegiatan pemasaran itu adalah <span style="font-weight:bold;">memahami konsumen</span>.<br /><br />Pantesan pemasaran itu cukup penting, ternyata banyak usaha yang gagal atau bangkrut justru dikarenakan tidak kuatnya pada bidang itu lhoo. Dan sebagian besar penyebab kegagalan usaha tadi adalah karena sipelaku usaha tidak dapat memahami apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen.<br /><br />Lalu, apa saja sihh yang membuat bidang pemasaran tersebut disebut gagal. Nahh, ini dia beberapa penyebabnya:<br /><span style="font-weight:bold;"><br />1. Tekanan tuk mendapat hasil jaka pendek (transaksi penjualan)</span><br />Hal ini sering terjadi pada bisnis yang menerapkan target <span style="font-style:italic;">reward & punishment</span> kepada team salesnya. Atau bisa jadi sang pebisnis yang memiliki orientasi uang karena berkaitan dengan cashflow tuk usahanya ataupun tuk kebutuhan keluarganya.<br /><span style="font-weight:bold;">2. Merasa sudah tau apa yang dibutuhkan & diinginkan konsumen</span><br />Hal inilah yang terkadang menjadi penyakit seorang pebisnis, kita seakan serba tau semua kebutuhan & keinginan konsumen. Sehingga terkadang semua konsumen dianggap sama kebutuhan & keinginannya.<br /><span style="font-weight:bold;">3. Kurang aktif berkomunikasi & merespon konsumen</span><br />Saat ada kepuasan mengenai produk/jasa kita dari konsumen, kita pasti langsung merasa bahagia dan segera mengucapkan terima kasih. Justru saat ada keluhan/kritikan mengenai produk/jasa yang kita punya, justru seringnya kita menghindar atau lambat merespon.<br /><span style="font-weight:bold;">4. Ekspetasi berlebihan terhadap produk/jasa kita</span><br />Banyak pebisnis yang merasa produk/jasa miliknya sudah sempurna, atau bahkan merasa yang terbaik dibanding dengan kompetitor. Padahal kenyataannya terkadang berbanding terbalik dipandang oleh konsumen.<br /><span style="font-weight:bold;">5. Merasa bahwa segmentasi pasar itu tidak penting</span><br />Karena segmentasi pasarnya terlalu luas, justru ini akan menghaburkan energi & biaya kita tuk hal tersebut. Emang sihh, semua orang itu adalah konsumen potensial. Justru dengan segmentasi inilah, kita bisa beda dibanding dengan kompetitor.<br /><span style="font-weight:bold;">6. Merasa biaya promosi itu sebagai pemborosan</span><br />Pemasaran berkaitan erat dengan promosi. Disinilah banyak media yang dapat digunakan. Ya, seperti membuat iklan hingga mengadakan event-event promosi. Terkadang banyak pebisnis yang pelit menganggarkan untuk <span style="font-style:italic;">poin</span> ini, sehingga yang ingin disampaikan tidak mengena.<br /><br />So, apakah bisnis kita masih memiliki kelemahan pada salah satu poin tadi? Atau jangan-jangan semua poin tadi ada pada bisnis kita? Ehmm, ayo segera kita rubah & hindari yuksss!!!<br /><br />*Yusuf ErlanggaKeluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9111595786375326412.post-74097975783501525432011-12-02T21:42:00.005+07:002011-12-02T22:08:05.709+07:00Istriku dan Bisnisku<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/-sk7ZNlkF13s/TtjpttFWAZI/AAAAAAAAAUc/6JIP71mlpuo/s1600/separated.jpeg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 150px;" src="http://3.bp.blogspot.com/-sk7ZNlkF13s/TtjpttFWAZI/AAAAAAAAAUc/6JIP71mlpuo/s200/separated.jpeg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5681547901333275026" /></a><br /><br />Disuatu rangkaian kegiatan kelas bisnis yang diadakan dalam format <span style="font-style:italic;">bootcamp</span>, terjadilah diskusi ringan pasca sarapan. Lebih tepatnya diskusi yang berawal dari curcol (curhat colongan) seorang peserta. Sebut saja bang Feri (nama samar-samar), ia menceritakan kegelisahannya atas perilaku istrinya yang terkadang ikut-ikutan masuk dalam kegiatan bisnisnya. Terkadang masalahnya sihh sepele, <span style="font-style:italic;">biasa... masalah suami-istri gitu deghh</span>, ucap bang Feri. Namun.... masalah sepele itulah yang terkadang membuat ia jadi tidak konsen menjalankan bisnisnya sebagai juragan pakaian anak-anak gaul n trendy yang ngetop di kotanya.<br /><br />Peserta diskusi lainnya ikut bercerita. Sebut saja mas Komir (nama samar-samar juga). Ia sempat kesal namun tetap tersenyum saat sang istrinya memotong uang 200ribu dari hasil penjualan ternaknya yang harusnya seharga 2juta rupiah. Sang istri, langsung menganggap, <span style="font-style:italic;">ini tuk jatah dapur</span>. Dasar si mas Komir tadi orangnya sabar & bersahaja (padahal sihh tampangnya serem lhoo), melihat tingkah laku istrinya iapun tetap tenang walau dalam hati agak dongkol berkata, <span style="font-style:italic;">itu kan duit usaha tauuu, dasar perempuan...</span> :)<br /><br />Mendengar kisah-kisah tadi, hampir semua peserta diskusi ringan tersebut sepakat, bahwa idealnya kegiatan bisnis dan kegiatan rumah tangga tidak boleh dicampur-adukan. Kalo ada masalah urusan rumah tangga, jangan dibawa kedalam urusan bisnis. Dan sebaliknya juga, kalo ada uang di dalam bisnis, jangan juga seenaknya dibawa kerumah. Ya, begitulah kira-kira kesimpulan diskusi tadi. Upsss, itu "kesimpulan kira2" dari saya aja lhoo. Kebetulan saya juga ikut hadir dalam diskusi ringan saat itu.<br /><br />Beberapa hari setelah kegiatan kelas bisnis bootcamp waktu itu, saya teringat dengan tulisan yang berjudul "<a href="http://wirausahakeluarga.blogspot.com/2011/11/libatkan-istri-dalam-berwirausaha.html">Libatkan Istri Dalam Berwirausaha</a>" yang ada dalam blog ini.<br /><br />Wahhh, kalo liat dari judul tulisan itu sepertinya bertolak belakang dengan kesimpulan diskusi ringan tadi nihh. Biar lebih jelasnya, dibaca dulu deghh tulisan yang lalu itu, langsung klik aja yahh! ;)<br />Nahhh, setelah dibaca kira-kira pendapat anda gimana hayo???<br /><br />Setelah membaca tulisan tadi serta melihat hasil diskusi waktu itu, pak Kika yang merupakan salah satu mentor bisnisku berkomentar: <span style="font-style:italic;">"Yesss, kita harus bisa menyeimbangkan keadaan antara hubungan istri dan hubungan kerja. Dan bila Anda berhasil, maka anda akan menjadi manusia hebat!"</span><br /><br />Ok, siap...<br />Bagaimana dengan anda? ^_^<br /><br />*Yusuf ErlanggaKeluarga JagoANhttp://www.blogger.com/profile/04107599883524754344noreply@blogger.com0