Kamis, 16 Agustus 2012

Pelajaran Dari Peminjam Sandal di Masjid


Setelah makan sahur di halaman masjid, aku bergegas tuk segera masuk kembali ke dalam masjid. Dari kejauhan aku melihat seorang bapak yang melihat kearahku. Sesaat aku melepas sandal tuk masuk ke dalam masjid, bapak tadi menghampiriku. "Mas, mumpung saya tau yang punyanya... Saya pinjam sandalnya yahhh. Pinjam sebentar tuk kedepan situ" kata bapak tadi sambil menunjuk kearah depan halaman masjid.

Dengan sigapnya akupun berkata, "ya boleh, silahkan pak...". Ehmm, sesaat setelah itu aku langsung kepikiran dengan prilaku bapak tadi yang tidak kukenal itu. Ya, kepikiran bukan karena takut sandalnya hilang. Namun kepikiran dengan sikap bapak tadi yang bela-belain menunggu orang yang datang agar bisa minta izin tuk meminjam sandal. Padahal, jikapun ia memakai sandal yang berjejer dihalaman masjid tadipun bisa ia lakukan. Wowww, salut...

Hikk hiksss, jadi terharu, malu, dan merasa bersalah nihh diriku :( . Sebagian besar orang termasuk diriku pasti sering memakai sandal sesama jama'ah masjid tanpa izin. Ya, tanpa izin dengan alasan pakainya khan cuma sebentar. Ntar juga dibalikin lagi. Pas dipakai, pemiliknyapun paling-paling masih didalam masjid. Jadi ia gak akan tau, dan ia juga akan dirugikan koq kalo sandalnya dipakai dulu sebentar dengan alasan mau keluar sebentar atau mau nyebrang ke tempat wudhu di pojokan. Heheee, rekan-rekan pembaca pernah gitu juga gak? heheee ;)

Melihat prilaku itu aku jadi teringat kisah pemuda pada zaman dahulu kala. Yaitu kisah seorang pemuda yang makan buah delima yang ia temukan di sungai. Setelah ia makan, baru ia sadar bahwa buah itu bukan miliknya sehingga ia mencari pemilik buah tersebut agar mendapat kehalalan buah yang ia makan. Wowww, padahal itu kan buah yang ia temukan hanyut di sungai lhoo.

Singkat cerita, pemuda tersebut menemukan pemiliknya dan memintan izin atau keridhoaan atas buah yang sudah ia makan. Ternyata si pemilik buah tadi bersedia menghalalkan buah tadi dengan syarat. Pemuda tadi harus menggarap ladang miliknya, karena ia kagum dengan prilaku pemuda tadi akhirnya ditambahkan syarat untuk menikahi anak gadisnya. Akhirnya ia menikah dan selanjutnya memiliki anak keturunan dari pernikahan itu.

Dan ternyata pemuda yang dimaksud tadi adalah ayah dari imam Syafi'i. Tau imam Syafi'i khan? Ya, beliau adalah ulama besar yang bernama lengkap Muhammad bin Idris asy-Syafi`i yang merupakan pendiri mazhab syafi'i. Ternyata imam Syafi'i lahir dari seorang ayah yang sangat dekat dengan Allah. Sangat hati-hati dengan apa yang ia lakukan, yang ia pakai, samapi yang ia makan.

Sudahkan kita seperti ayahnya imam Syafi'i? Atau setidaknya sudahkah kita seperti bapak yang izin meminjam sandal di masjid tadi? Ehmmm, terima kasih atas inspirasinya ya bapak peminjam sandal... ^-^

*Yusuf Erlangga

0 komentar:

Posting Komentar

Photobucket
 

Followers

Wirausaha Keluarga Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template