Senin, 03 September 2012

Membangun Loyalitas Karyawan


Siang itu saya berkesempatan bertemu dengan seorang owner dari sebuah Rumah Sakit di daerah Cikarang, Kabupaten Bekasi. Ternyata bapak pengusaha ini tak hanya memiliki sebuah Rumah Sakit, namun ada tiga Rumah Sakit (RS) dan empat buah klinik yang ia miliki. Dan ternyata, sayapun dapat info dari seorang teman yang mengelola sebuah kantin di perkantoran di Cikarang, bahwa bapak pemilik Rumah Sakit tersebut dulunya ia adalah seorang sales obat. Dimulai perkenalan dengan seorang pemilik apotik yang saat ini menjadi istrinya, pasangan suami-istri itu telah membangun jaringan Rumah Sakit & Klinik kurang dari 20 tahun.

Masih dari penuturan temanku tadi, ternyata bapak pengusaha itu emang sejak mudanya terkenal ulet dan pekerja keras. Maka tak heran mulai dari sebuah apotek, berkembang menjadi sebuah klinik, lalu menjadi Rumah Sakit hingga kini memiliki tiga Rumah Sakit dan empat Klinik.

Ada satu hal yang saya tangkap dari pembicaraan santai siang itu dengan beliau. Ia benar-benar mememperhatikan fasilitas tuk karyawannya. Khususnya tuk team dokter yang bergabung di jaringan Rumah Sakit & Klinik miliknya. Ia mengatakan, dokter-dokter yang ada harus diperhatikan kesejahteraannya. Ya, agar dokter-dokter tersebut dapat bekerja melayani dan mengobati pasien dengan maksimal.

Memperhatikan kesejahteraan dokter yang ada juga merupakan tehnik membangun loyalitas dokter terhadap perusahaan miliknya. Salah satunya, ia bercerita bahwa dokter-dokter baru yang bergabung di perusahaannya diberi bantuan uang muka tuk membeli (kredit) mobil. Bagi dokter yang rumah tinggalnya jauh dari tempat tugasnya, ia memberi fasilitas tempat tinggal (mess / rumah sewa) yang dekat.

"Itu khususnya tuk para dokter baru, maklum kalo dokter baru kan penghasilan (gaji)nya masih kecil, jadi harus kita suport", kata bapak pengusaha itu. Dengan begitu, ia berharap para dokter yang ada akan loyal kepada perusahaan.

Wowww, salut dengan konsep pengusaha yang satu ini dalam membangun loyalitas karyawan. Beri suport sejak awal karyawan bergabung. Justru karyawan-karyawan yang baru bergabunglah yang perlu disuport. Gak hanya sekedar gaji, fasilitas kesejahteraan penunjang perlu diperhatikan sejak dini.

*Yusuf Erlangga

Kamis, 16 Agustus 2012

Pelajaran Dari Peminjam Sandal di Masjid


Setelah makan sahur di halaman masjid, aku bergegas tuk segera masuk kembali ke dalam masjid. Dari kejauhan aku melihat seorang bapak yang melihat kearahku. Sesaat aku melepas sandal tuk masuk ke dalam masjid, bapak tadi menghampiriku. "Mas, mumpung saya tau yang punyanya... Saya pinjam sandalnya yahhh. Pinjam sebentar tuk kedepan situ" kata bapak tadi sambil menunjuk kearah depan halaman masjid.

Dengan sigapnya akupun berkata, "ya boleh, silahkan pak...". Ehmm, sesaat setelah itu aku langsung kepikiran dengan prilaku bapak tadi yang tidak kukenal itu. Ya, kepikiran bukan karena takut sandalnya hilang. Namun kepikiran dengan sikap bapak tadi yang bela-belain menunggu orang yang datang agar bisa minta izin tuk meminjam sandal. Padahal, jikapun ia memakai sandal yang berjejer dihalaman masjid tadipun bisa ia lakukan. Wowww, salut...

Hikk hiksss, jadi terharu, malu, dan merasa bersalah nihh diriku :( . Sebagian besar orang termasuk diriku pasti sering memakai sandal sesama jama'ah masjid tanpa izin. Ya, tanpa izin dengan alasan pakainya khan cuma sebentar. Ntar juga dibalikin lagi. Pas dipakai, pemiliknyapun paling-paling masih didalam masjid. Jadi ia gak akan tau, dan ia juga akan dirugikan koq kalo sandalnya dipakai dulu sebentar dengan alasan mau keluar sebentar atau mau nyebrang ke tempat wudhu di pojokan. Heheee, rekan-rekan pembaca pernah gitu juga gak? heheee ;)

Melihat prilaku itu aku jadi teringat kisah pemuda pada zaman dahulu kala. Yaitu kisah seorang pemuda yang makan buah delima yang ia temukan di sungai. Setelah ia makan, baru ia sadar bahwa buah itu bukan miliknya sehingga ia mencari pemilik buah tersebut agar mendapat kehalalan buah yang ia makan. Wowww, padahal itu kan buah yang ia temukan hanyut di sungai lhoo.

Singkat cerita, pemuda tersebut menemukan pemiliknya dan memintan izin atau keridhoaan atas buah yang sudah ia makan. Ternyata si pemilik buah tadi bersedia menghalalkan buah tadi dengan syarat. Pemuda tadi harus menggarap ladang miliknya, karena ia kagum dengan prilaku pemuda tadi akhirnya ditambahkan syarat untuk menikahi anak gadisnya. Akhirnya ia menikah dan selanjutnya memiliki anak keturunan dari pernikahan itu.

Dan ternyata pemuda yang dimaksud tadi adalah ayah dari imam Syafi'i. Tau imam Syafi'i khan? Ya, beliau adalah ulama besar yang bernama lengkap Muhammad bin Idris asy-Syafi`i yang merupakan pendiri mazhab syafi'i. Ternyata imam Syafi'i lahir dari seorang ayah yang sangat dekat dengan Allah. Sangat hati-hati dengan apa yang ia lakukan, yang ia pakai, samapi yang ia makan.

Sudahkan kita seperti ayahnya imam Syafi'i? Atau setidaknya sudahkah kita seperti bapak yang izin meminjam sandal di masjid tadi? Ehmmm, terima kasih atas inspirasinya ya bapak peminjam sandal... ^-^

*Yusuf Erlangga

Senin, 13 Agustus 2012

Bulan Ramadhan, Saatnya Peak Season


Bulan Ramadhan, saatnya peak season bagi sebagian usaha. Atau kalopun bukan puncaknya, tapi selama Ramadhan sebagian besar bisnis mengalami peningkatan omset. Kenapa? Ya betul, karena dibulan ini sebagian besar masyarakat memiliki gaji + THR sehingga anggaran tuk belanja menjadi meningkat.

Eitss, ternyata sebulan Ramadhan yang kurang lebih ada 30 hari itu juga ada peak season-nya lhoo. Omset* juga bisa semakin meningkat disaat itu. (*omset pahala)

*Kapankah itu?
Ya betul, saat 10 hari terakhir Ramadhan.
*Ada apa dgn 10 hari terakhir Ramadhan?
InsyaAllah udah pada tau khann. Itu tuhh, ada malam lailatul qadar yang semua amalan dapat bernilai berlipat-lipat. Kalo blom tau, silahkan lansung tanya ke Ustad terdekat yahh... ;).
*So, jadi gimana dong?
Ya, mari kita ikutan i'tikaf di masjid yukksss...

Ayo-ayo kita kejar omset pahala di peak season 10 hari terakhir ini dengan i'tikaf.
Caranya gimana?
Ehmm, kalo blom ngerti juga detailnya lsg tanya ke pak Ustad atau bu Ustadzah lagi yahh... ;)

Masak cuma ngejar omset bisnis or jualan kita doang sihh. Omset pahala saat "peak season" ini juga dikejar dong...
Selamat mengejar "omset" ya rekan-rekan!!!! Hehee ^_^

Nb. Tulisan ini terinspirasi dari teman di komunitas TDA JakBar yang tak hanya di 10 hari terakhir, tapi semenjak awal puasa meliburkan bisnis kue-nya demi konsentrasi ngejar omset pahala di bulan Ramadhan.

*Yusuf Erlangga

Kamis, 09 Agustus 2012

Memulai Bisnis, Cari Tempat Dulu Aghh


Secara tidak sengaja, pagi itu saya berdiskusi dengan seorang rekan tentang wirausaha. Ya, membicarakan tentang dunia bisnis dengan rekan yang seorang karyawan. Singkat cerita, rekanku yang berasal dari Sumatra Barat itu ingin sekali berbisnis. Sebut saja namanya Buyung (nama samaran), si Buyung ini sudah sangat ingin sekali untuk berbisnis. Wowww, luar biasa sekali semangat si buyung itu.

Singkat cerita, ternyata si buyung itu sudah memiliki pilihan mau berbisnis apa dia kelak. Ya, ia sangat ingin sekali tuk memulai bisnis penjualan pulsa, HP, serta aksesorisnya. Wowww, entah berapa lama ia sudah memiliki keinginan tuk berbisnis itu. Padahal, kebanyakan orang yang saya temui dan ingin mulai berbisnis pasti selalu bingung ketika ditanya mau berbisnis apa. Pokoknya mau bisnisnya sukses, tapi bingung mau bisnis apa. Brarti si Buyung tadi itu hebat dong, ya ia sudah punya pilihan jenis bisnis yang akan digelutinya kelak.

Percakapan berikutnya adalah, aku tanya kapan si bunyung mau mulai usaha? Nahhh, mulai bingung deghh jawabnya. Ia masih bingung, karena ia harus memilih tempat yang strategis dulu tuk bisnisnya itu. Ia ingin berbisnis di pasar, ya layaknya tempatnya orang bertemu tuk transaksi jual-beli. Selanjutnya akupun bertanya, emang berbisnis harus punya tempat yang strategis ya? Harus dipasar? Harus di ruko/kios? Haruskah strategis? Dengan sigap si buyung-pun menjawab IYA. Ya, kalo mau bisnisnya sukses brarti tempatnya juga harus strategis.

Heheee, gak salah juga sihh kataku. Tapi gak semua bisnis harus dimulai di tempat yang layak (seperti toko/kios/pasar/mall/dll) lhoo... Dari rumah juga bisa memulai bisnis lhoo. Bahkan ada beberapa bisnis yang saat dimulainya hanya dari rumah, hingga sukses dengan omset puluhan hingga ratusan juta rupiahpun tetap bisnisnya dilakukan dirumah. Aghh, pasti rumahnya terletak di jalan utama tuhhh. Ya, setidaknya di jalan raya komplek tuhhh. Heheheee, lagi-lagi si Buyung ini meyakinkan kalo mau sukses lokasi kudu strategis.

Akhirnya kuberi contoh sukses temanku yang berjualan baju muslim anak yang "toko"nya ada dirumah, tapi omsetnya puluhan juta bahkan di musim lebaran bisa sampai ratusan juta omsetnya. Letak rumahnya strategis? Aghh, enggak juga tuhh. Dan akhirnya aku ceritakan usaha kami yang hanya mengandalkan sebuah rumah petakan tuk tempat jahit dan sebuah rumah di komplek kecil sebagai showroom/gudang-nya bisa memasarkan produk kami hingga seluruh Indonesia. Ya, dengan kekuatan dunia maya, produk kami ecokiddy bisa menyebar ke berbagai kota di Indonesia. Bahkan produk-produk kamipun sudah masuk ke Negeri tetangga seperti Malaysia. Apakah tempat kami strategis? Heheheee, gak juga tuhhh.

Ehmmm, akhirnya pembicaraan saya dengan si Buyung tadi harus terputus karena ada sesuatu yang harus dikerjakan lagi. Ehmmm, semoga rekanku si Buyung itu tadi bisa mendapat inspirasi deghh. Ternyata, berbisnis itu emang perlu tempat. Tempat strategis sangat dibutuhkan tuk menentukan suksesnya bisnis kita. Namun.... gak selamanya tempat menjadi hal yang utama yahhh. Asalkan kita tau apa "kelebihan" bisnis kita, InsyaAllah ada banyak cara tuk sukses koq...

Selamat berjuang ya Buyung saudaraku!!! ^_^

*Yusuf Erlangga

Senin, 06 Agustus 2012

Silaturahim Bareng Rekan SMP

Sore itu, saya dan istri serta dua anakku berangkat ke rumah Anisya. Ya, sore itu kami mengagendakan tuk hadir dalam acara buka puasa bersama rekan-rekan alumni kelas 3-2 SMPN 115 Jakarta tahun 1994-1997. Buka puasa bersama yang sekaligus temu kangen serta arisan kali ini masing-masing membawa makanan tuk hidangan bersama tak terkecuali tuan rumah.

Tercatat ada 11 member yang hadir pada acara hari itu. Yaitu saya plus istri & 2 anak, Anisya & anaknya sebagai tuan rumah, Dimas, Henny, Enti plus suami & 1 anak, Ajie & Dewi, Agus, Arief plus istri & 2 anak, Wawang plus istri & 1 anak, serta Susan plus calon suaminya. Tercatat banyak hidangan yang tersaji, yaitu es buah, teh manis hangat, serabi, martabak manis, martabak telor, pastel, nasi, ayam bakar, sate bandeng, mie goreng, cap-cay, buah anggur & salak, serta tak lupa sop tomyam buatan istriku. hehee, narsis :p

Kurang lebih 15 tahun yang lalu kami berpisah selepas lulus SMP, pertemuan kali ini bagiku terasa cukup menyenangkan. Ya, karena pertemuan kali ini relatif cukup banyak yang hadir di acara keluarga alumni ini khususnya pada 3 tahun belakangan ini. Walau waktunya mepet, setidaknya banyak manfaat yang saya dapat dipertemuan itu.

Walau mepet, kami masih bisa menyempatkan tuk Shalat Maghrib & Isya berjama'ah. Setelah Isya kami berkumpul melingkar. Giliran aku yang mengajak semua teman-teman tuk sedikit bermain. Siapa yang hafal semua nama lengkap teman-teman yang hadir. Ya, nama lengkap yahh. Bukan sekedar nama panggilan. Sebagian besar sihh pada hafal, walau ada beberapa yang agak bingung bin ragu dengan beberapa nama lengkap temannya.

Setelah nama lengkap sudah terjawab semua, lalu giliran kami masing-masing memperkenalkan diri ulang. Di moment inilah kami jadi tau ohhh ternyata si dia tinggal disitu tohh sekarang. Owhh ternyata ia itu kerja disana tohhh. Owhh ternyata bisnis itu milik dia tohhh. Dan disini pulalah kami jadi tau proses Ajie & Dewi yang sama-sama alumni teman sekelas di SMP dulu bisa menjadi pasangan suami-istri. heheee, emang gimana sihh ceritanya? :))

Ehmmm, jam sudah menunjukan pukul 20:00. Karena anak-anak ikut hadir dan sebagian teman anaknya ditinggal dirumah, maka acara kita sepakati ditutup saja. Makanan yang berlimpah sudah siap dibungkus oleh team ibu-ibu. Dan kami akhiri pertemuan malam itu dengan berfoto-bersama.
Ehmm, fotonya keren juga yahh. Berkat inisiatif tuan rumah yang menyarankan tuk menggunakan dresscode Putih-Jeans, maka fotonya terlihat kompak khann. Semoga pertemuan kali itu penuh keberkahan. Dan semoga pertemuan berikutnya bisa dihadiri lebih banyak lagi rekan-rekan yang lain. Aamiin...

*Yusuf Erlangga


Rabu, 01 Agustus 2012

Ceria Bersama Adik-Adik Yatim & Dhuafa



"Siapa yang tau apa itu TDA?", tanya kakak MC kepada para audience.
Hampir semua menjawab "Tangan Di Atas" dengan serentak. Ya, itulah jawaban adik-adik para peserta "Ceria Besama Anak-Anak Yatim & Dhuafa" yang diselenggarakan oleh komunitas TDA Bekasi hari Sabtu lalu (28/07/2012). Mereka menjawab serentak karena emang hal itu terpampang dengan jelas di Backdrop yang berada dipanggung.

Giliran ditanya, "siapa yang tau TDA itu komunitas apa?"
Ehmm, mulai degh mereka bingung. Ada yang bilang komunitas yang gemar berbagi, komunitas sedekah, dan ada juga yang bilang komunitas bersama menebar rahmat (ini adalah tagline TDA yang juga ada di backdrop tadi, hehee). Ternyata hampir semua anak-anak saat itu gak tau lhoo. Saat kak Enjang dalam sambutan sebagai ketua panitia menjelaskan bahwa ini adalah komunitas "pengusaha", baru deghh mereka tau. Mereka sempet bingung juga sihh, apa hubungannya pengusaha dengan Tangan Di Atas yahhh? Hehee :))

Selain baru tau apa itu TDA, kira-kira apa aja yahh tanggapan adik-adik tersebut terhadap acara hari itu?
Sebagai catatan pengurus TDA, diakhir acara saya yang bertindak sebagai panitia sie acara sekaligus sebagai MC-nya menyebar kuesioner yang berkaitan dengan acara tersebut. Ingat, harus tercatat & terukur... ;)

Dari 16 kategori penilaian dengan point nilai TIDAK BAIK (TB), KURANG BAIK (KB), CUKUP BAIK (CB), BAIK (B), SANGAT BAIK (SB), dan SANGAT BAIK SEKALI (SBS), dongeng dari kak Awam menurut anak-anak tersebut adalah kategori (moment) yang nilainya paling tinggi. Yaitu 60% mengatakan Sangat Baik Sekali (SBS) dan 40% mengatakan Sangat Baik (SB).

Berikut ini adalah rekap hasil kuesioner yang diisi oleh beberapa peserta. Walau hanya "sample", kuesioner ini disebar ke tiap-tiap kontingen/yayasan yatim-dhuafa yang hadir.

*1. Penyambutan panitia (regristasi awal) » TB-0, KB-0, CB-0, B-5, SB-4, SBS-1.
*2. Nonton film » TB-0, KB-0, CB-2, B-6, SB-0, SBS-1.
*3. Jenis permainan (games) » TB-0, KB-0, CB-1, B-3, SB-5, SBS-1.
*4. Hadiah games (doorprize) » TB-0, KB-1, CB-2, B-3, SB-4, SBS-0.
*5. Fasilitas ruangan acara » TB-0, KB-0, CB-5, B-2, SB-2, SBS-1.
*6. Fasilitas tempat shalat » TB-0, KB-1, CB-2, B-4, SB-1, SBS-2.
*7. Alokasi waktu shalat Ashar » TB-0, KB-1, CB-2, B-4, SB-2, SBS-1.
*8. Alokasi waktu shalat Maghrib » TB-0, KB-0, CB-3, B-4, SB-2, SBS-1.
*9. Hiburan nasyid dari Adz-Dzikru (SMKN 1 Bekasi) » TB-0, KB-1, CB-2, B-2, SB-4, SBS-1.
*10. Hiburan sulap dari kak Rozi » TB-0, KB-0, CB-3, B-1, SB-5, SBS-1.
*11. Sharing bisnis dari pengusaha TDA » TB-0, KB-0, CB-2, B-5, SB-2, SBS-1.
*12. Dongeng dari kak Awam » TB-0, KB-0, CB-0, B-0, SB-4, SBS-6.
*13. Sajian makanan & minuman pembuka puasa » TB-0, KB-0, CB-2, B-3, SB-3, SBS-2.
*14. Sajian makan malam » TB-0, KB-0, CB-0, B-6, SB-2, SBS-2.
*15. Sajian paket bingkisan (santunan) » TB-0, KB-0, CB-0, B-5, SB-3, SBS-2.
*16. Teknis pemberian paket bingkisan » TB-0, KB-0, CB-0, B-4, SB-2, SBS-4.

Setelah direkap, ternyata baru ngehh ada beberapa kategori penilaian yang berhubungan dengan acara yang terlewat. Diantaranya: teknis distribusi konsumsi dari panitia ke seluruh peserta, hiburan musik religi dari mikdat (binaan kampung dongeng), MC dari kak dhewsi & kak yuserla ;), dan kategori lain-lainnya.

Semoga point-point kuesioner tersebut bisa menjadi catatan bagi pengurus TDA Bekasi, khususnya tuk penyelenggaraan pada tahun-tahun berikutnya.
Tidak menutup kemungkinan, hal itu bisa juga sebagai catatan bagi rekan-rekan lainnya.

Nb. Selain "tercatat & terukur" versi kuesioner, jangan lupa disimak yang "tercatat" versi fotonya yahh. Langsung aja disimak foto-foto hasil karya kak Azis Faozar di link ini » http://www.facebook.com/media/set/?set=a.3396129345378.2129327.1334047268&type=1&l=1eb629fdfc

Terimakasih para donatur yang telah menyisihkan dana & rezekinya.
Terimakasih para relawan (rekan2 TDA) yang telah menyisihkan waktu & tenaganya khususnya di hari-H kegiatan.
Semoga berkah tuk semua... Aamiin...

*Yusuf Erlangga

Rabu, 25 Juli 2012

Pengusaha dan Asyiknya THR



Asyikkkk, Alhamdulillah bisa berkesempatan mengeluarkan THR!!!

Hari gini gak ngeluarin THR (tunjangan hari raya) tuk karyawan? Heheee, apa kata dunia... ^_^

Dapet THR dr perusahaan merupakan salah satu moment yang menyenangkan saat kita jadi "karyawan". Masa' seneng pas dapat THR doang sihhhh. Ngasih THR juga menyenangkan lhoo. Ayo-ayo makanya jadi pengusaha dong. Ayo-ayo makanya beri kesempatan or ajak orang lain tuk bekerja di usaha kita dong.

Aghh..., ternyata repot jadi pengusaha. Kudu ngasih THR ke karyawan toohh. Tetep jadi karyawan aja aghh. ;)
Aghh..., ternyata berbisnis kalo punya karyawan repot. Perlu menganggarkan THR tohh. Berbisnis sendiri aja aghh. ;)

Hehee, ayo-ayo jadi pengusaha & ajak orang tuk bekerja tuk usaha kita... Lalu rasakan deghh nikmatnya memberi THR. Nikmatnya berusaha keras agar THR tetep bisa dianggarkan & tepat pada waktunya.

Selamat ber-THR ya kawan-kawan... ^_^

Nb-1. THR berdasar Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-04/MEN/1994 merupakan hal yang wajib dianggarkan bagi pengusaha setahun sekali. Besarnya minimal satu bulan gaji. Paling telat dibayarkan tujuh hari sebelum hari raya.

Nb-2. Tulisan ini terinspirasi dari iklan "Rumah Yatim" yang saya baca di koran Republika hari ini(03/08/2012). » "THR bisa jadi penolong Anda!"


*Yusuf Erlangga
Photobucket
 

Followers

Wirausaha Keluarga Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template