Senin, 08 Agustus 2011

Penyebab Usaha Kuliner Tutup



Setelah setahun lebih usaha warung soto kami ditutup, baru-baru ini kami jadi teringat kira-kira penyebabnya apa aja ya??? Lumayan, biar bisa jadi pelajaran tuk usaha kami sebagai produsen cloth diapers (popok cuci ulang) yang lagi berjalan nihh. Padahal dulu pelanggan warung soto kami lumayan lhoo (hehehee, menghibur diri). Tak hanya ramai diawal-awalnya saja, beberapa pelanggan telah mampir tuk makan secara rutin lhoo. Bahkan beberapa artis terlihat pernah mampir di warung kecil kami (Polo Srimulat, Toro Margen, Boim Kribo, dll).

Penyebabnya apa hayo??? Ya, yang pasti ditutup dikarenakan pemasukan yang diterima tiap bulannya lebih kecil dari pengeluaan yang harus dikeluarkan. Ada beberapa point yang bisa kami simpulkan, walau bukan bermaksud untuk pembenaran/pembelaan lhoo. Buktinya, orang lain yang menjalankan usaha sejenis bisa sukses koq..

Kemungkinan pertama, usaha kuliner yang tak hanya sekedar menjual makanan karena pelayanan juga diutamakan itu gak bisa diserahkan begitu saja ke orang lain. Terlebih-lebih jika usaha kuliner tersebut baru dirintis. Ya, karena kami sebagai ownernya tidak ada setiap saat dilokasi (maklum, saat itu hanya sebagai bisnis sambilan bagi kami yang masih berstatus karyawan).

Kemungkinan penyebab kemunduran berikutnya adalah dikarenakan saat itu kami harus pindah kios yang dikarenakan kami tidak bisa bayar sewa kios tuk tahun kedua (kebetulan sewa tempatnya naik). Alhasil kami pindah kesebelahnya ke kios yang lebih kecil dan sewa tempatnya lebih murah.

Ditempat yang lebih kecil inilah, pengunjung yang ada menjadi lebih sedikit. Ya, karena tempatnya relatif menjadi kurang nyaman dibanding ditahun yang pertama sebelumnya itu. Ditahun ketiga kamipun pindah kebelakang dari tempat yang kecil itu ketempat yang lebih besar (luasnya sama seperti ditempat yang tahun pertama) tapi lokasinya lebih masuk kedalam (tidak persis dipinggir jalan raya). Maksudnya sihh biar tempatnya lebih nyaman, tapi ternyata tak bisa mendatangkan pelanggan yang positif karena posisinya kurang strategis.

Karena pengunjungnya yang mampir lebih sedikit, alhasil banyak stock makanan kami yang tidak laku terjual. Sehingga beberapa kali sajian makanan yang telah dibuat, harus dibuang karena basi. Bahkan beberapa item makanan yang tidak laku pada hari itu harus kami hangatkan kembali tuk esok harinya (goreng-gorengan, sate-satean, dll). Emang secara rasa tidak berubah, tapi secara tampilan menjadi berkurang nilainya. Kemungkinan, inilah penyebab ketiga yang lambat laun warung soto kami menjadi makin ditinggalkan pelanggan.

Ingat, itu beberapa kemungkinan penyebab kemunduran di usaha kami lhooo. Bisa jadi sama penyebabnya dengan usaha lain yang tutup atau bahkan tidak terbukti diusaha lainnya.

Jadi saran kami tuk para pelaku usaha kuliner khususnya yang baru berjalan/dirintis, pastikan kita bisa langsung memegangnya. Termasuk mengatur cachflow agar bisa membayar uang sewa pada tahun berikutnya.
Pastikan pula, makanan yang disajikan hari ini benar-benar layak secara rasa maupun tampilannya (usahakan bukan makanan yang kemaren dihangatkan kembali). Jadi atur jumlah menu yang akan disiapkan tiap harinya (usahakan tidak terlalu berlebih). Dan terakhir, pastikan lokasi usaha kita itu strategis (khususnya tuk usaha yang benar-benar baru dirintis), atau minimal tempatnya nyaman bagi pelanggan.

Wallahu'alam, semoga bisa diambil hikmahnya aghh...

*Yusuf Erlangga

0 komentar:

Posting Komentar

Photobucket
 

Followers

Wirausaha Keluarga Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template